![]() |
SUARAaktual.co | Pandeglang - Lima jenazah korban tsunami di Kabupaten Pandeglang, yang tidak teridentifikasi oleh tim DVI Polri. Jumat (4/1/2019) pagi tadi dimakamkan di pemakaman Nini Aki, Kampung Kadu Pereng, Kelurahan Kadumerak, Kecamatan Karang Tanjung, Pandeglang, lantaran kelima jenazah itu sudah terlalu lama.
Kelima jenazah yang tiba dilokasi pemakaman sekitar pukul 10.00 WIB itu, langsung dilakukan prosesi doa dan persiapan secara ajaran agama Islam, yang dipimpin ulama kharismatik Banten, Abuya Muhtadi, dan jenazah pun langsung dimasukan ke liang lahad yang sudah disiapkan secara terpisah, dengan prosesi pemakaman yang berjalan begitu khidmat.
Kabid Dokkes Polda Banten AKBP Nariyana menyebutkan, kelima jenazah tersebut terdiri atas 2 jenazah pria dewasa, 2 wanita dewasa, dan 1 balita wanita. Mereka sudah berada di RSUD Berkah Pandeglang sejak hari kesepuluh pasca bencana tsunami menerjang pesisir Pandeglang.
"TKP kelimanya ditemukan di lokasi berbeda, yakni di TPI Camara, Sumur, Labuan, Carita, dan Tanjung Lesung," ungkapnya usai pemakaman.
Nariyana menerangkan, secara kondisi jenazah kelima korban tersebut masih baik. Bahkan tanda dan sesuatu yang melekat pada tubuh korban juga masih ada.
"Namun hingga kini keluarga yang melapor tidak ada yang cocok atau match dengan jenazah yang ditemukan. Jadi saya tidak tahu, apakah jenazah warga Pandeglang atau non Pandeglang," jelasnya.
Meski demikian, Polisi sudah mencatat DNA dan ciri-ciri korban. Bahkan DNA jenazah pun sudah dikirim ke Lab DNA Mabes Polri. Apabila nantinya ada masyarakat yang merasa kehilangan, dengan ciri-ciri yang hampir mendekati, diminta untuk berkoordinasi dengan Dokkes Polda Banten.
"Kemudian operasi DVI tetap berlanjut. Apabila ada masyarakat yang merasa kehilangan, dengan ciri-ciri yang hampir mendekati silakan berkoordinasi dengan kami. Nanti kami perdalam Ante Mortem dan kami lakukan pemeriksaan DNA lanjutan apabila ada kemiripan pada keluarga korban," tambah Nariyana.
Dia melanjutkan, sejak operasi DVI dilakukan, pihaknya mencatat ada 264 korban meninggal. Namun demikian, hanya 259 jenazah yang berhasil teridentifikasi. Dimana 105 jiwa diantaranya, merupakan warga Pandeglang. Sedangkan sisanya warga non Pandeglang.
"Sebagian besar jenazah yang teridentifikasi adalah orang dewasa, baik pria maupun wanita. Sementara 30 persen hasil identifikasi, tergolong balita. Bahkan terdapat bayi yang baru berusia 23 hari," pungkasnya.
(ycy)