![]() |
SUARAaktual.co | Palu - Tak sia-sia kehadiran Forum Pemred
Riau (FPR) bersama Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI) Riau dan
Komunitas Penyanyi Jalanan (KPJ) Pekanbaru dalam program kemamusiaan 'Palu
Bangkit, Palu Kuat' yang berpuncak di acara malam hiburan, Selasa (6/11/2018)
tadi malam.
Digelar di lapangan Donggala Kodi, yang juga menjadi lokasi pengungsian
sekitar 500 warga korban bencana gempa dan tsunami Sulteng pada 28 September
2018 silam, suasana gembira terasa menyambut kedatangan rombongan dari Riau
yang dipimpin Ketua APSI H Asep Ruhiat, SH,MH dan Ketua Dewan Kehormatan FPR
Tun Akhyar.
Tim Kemanusiaan FPR-APSI-KPJ Riau yang memboyong penyanyi religi Muhammad
Saleem, pentolan Grup Debu, membuat Kem pengungsi Donggala Kodi tadi malam
diwarnai keharuan dan kegembiraan yang luar biasa. Berkolaborasi dengan dua
penyanyi jalanan Riau Budi 'Iwan Fals' Yusadi dan Eko 'Ebiet' Kusuma Jaya,
serta para penyanyi ASMI Palu, duet anak-bapak Zivana Bahmid-Munif Bahmid yang
keturunan Arab, Saleem mampu memukau para pengungsi dan sekaligus melupakan
sejenak derita berat yang baru saja mereka alami.
Lagu-lagu berirama Timur Tengah yang dipadu dengan tembang-tembang lawas
bertema kritik sosial Iwan Fals dan Ebiet G Ade, membuat warga pengungsi ikut
larut dan bernyanyi bersama.
"Acara seperti ini yang kami tunggu-tunggu. Saat ini kami butuh
hiburan untuk memotivasi dan memyemangati masyarakat. Sungguh kami sangat
berbahagia dengan kehadiran bapak-bapak dan rombongan dari Riau," kata
Buyung, 57 tahun, yang kehilangan sembilan keluarganya saat gempa dan tsunami
7,6 SR meluluhlantakkan Palu-Donggala dan Sigi.
Penanggungjawab kem pengungsi Donggala Kodi Ustad H Asgar, menyampaikan
ucapan terimakasih kepada FPR, APSI dan KPJ atas kepedulian yang telah
dilakukan langsung ke Sulteng, baik lewat penyerahan bantuan langsung ke warga
korban gempa-tsunami maupun panggung hiburan.
"Terimakasih FPR, APSI dan KPJ atas kepeduliannya. Sungguh kami sangat
terharu, semoga Allah SWT membalas segala amal ibadah yang telah diberikan Riau
kepada kami di Sulteng ini," kata H Asgar saat memberikan sambutannya di
awal acara panggung hiburan.
H Asgar yang tadi malam ikut sepanggung dengan segenap tim relawan dari
FPR-APSI-KPJ maupun masyarakat Palu bernyanyi serta bergembira ria, berharap
pihak-pihak lain dapat melakukan kegiatan serupa selama masa rehabilitasi
pasca- bencana. "Kami ingin secepatnya Palu serta Sulteng kembali normal,
karena itu motto 'Palu Kuat, Palu Bangkit' menjadi tagline untuk kehidupan
masyarakat Sulteng yang lebih baik ke depannya," ujar Asgar.
Malam gembira yang sangat meriah dan juga menghadirkan liputan langsung di
televisi lokal lewat penggunaan kamera droone terasa makin hangat. Seluruh
warga di pengungsian ikut bernyanyi dan bergoyang ketika satu persatu lagu-lagu
lawas dinyanyikan Saleem, Zivana, Budi, Eko hingga Ketua APSI Riau Asep Ruhiat.
Bahkan Asep, pengacara kondang Riau, bersama sang Isteri, tampil totalitas
baik bernyanyi maupun bergoyang bersama warga di pengungsian. Para ibu-ibu dan
anak-anak korban gempa-tsunami juga beberapa kali mendapat kejutan hadiah
spontan dari Asep, Saleem serta lainnya karena telah berani tampil bernyanyi
dan bergoyang ria.
"Luar biasa dan Alhamdulillah. Semoga apa yang kita lakukan bersama
ini, baik APSI, FPR maupun KPJ, akan menjadi ladang ibadah buat kita
semua," ungkap Asep, yang terlihat tubuh suburnya mandi keringat, dengan
sumringah.
Kegiatan relawan dari Riau tersebut juga masih berlanjut Rabu siang ini
dengan mengunjungi panti asuhan untuk mengantarkan bantuan serta memberikan
hiburan bagi anak-anak setempat.
Sehari sebelumnya, para relawan FPR, APSI dan KPJ telah mengantarkan
bantuan langsung ke sejumlah lokasi yang belum banyak tersentuh, di antaranya
Desa Tompe dan Lende Tovea serta Lende Induk di kecamatan Sirenja, Kabupaten
Donggala, sekitar 95 km sebelah Barat Kota Palu.
Ada keharuan dan air mata yang terlihat jatuh di pipi sejumlah warga
setempat saat dikunjungi tim Kemanusiaan dari Riau ini. Bantuan uang tunai
serta paket kebutuhan harian yang diserahkan, mereka sambut dengan kegembiraan.
"Mungkin karena kami jauh di sini, jadi bantuan agak kurang dan
terlambat sampai," sebut seorang ibu-ibu, saat menerima bantuan yang
diserahkan Ketua Dewan Kehormatan FPR, Tun Akhyar.
Tun Akhyar mengatakan, bantuan berupa pakaian layak pakai dan kebutuhan
harian yang diserahkan itu berasal dari masyarakat Riau, terutama dari
Pekanbaru dan Kampar. "Karena keterbatasan transportasi, baru ini yang
dapat kami sampaikan. Sedangkan yang lainnya, FPR menyerahkannya ke BPBD
Pekanbaru dan Riau untuk kemudian diantarkan ke Palu ini," kata Tun
Akhyar.
(rls/red)