SUARAaktual.com | Pekanbaru - Ditemui terpisah (31/8) orang tua Wahyu Pratama, Susi membenarkan pertemuan dirinya dengan kepala sekolah, setelah kejadian dirinya dipanggil kepala sekolah Hj Nasriah kesekolah.
Sesampainya di sekolah, Susi bersepakat untuk berdamai. Tetapi yang disesalkan Susi, guru yang bersangkutan tidak hadir dalam pertemuan tersebut, seakan-akan tidak sedang terjadi permasalahan.
"Udah damai memang bang tapi pak guru itu nggak ikut dalam perdamaian, kayak gak ada masalah guru itu bg," ungkapnya kesal.
Ditambahkannya lagi setelah pertemuan dan sesampainya dirumah, para kerabat korban merasa keberatan kalau permasalahan yang terjadi hanya diselesaikan begitu saja, tanpa adanya penyelesaian yang konkret.
Masih menurut Susi pada malam harinya. Wahyu mengalami pusing- pusing, sangking pusingnya wahyu sempat berteriak dan menangis, kejadian malam itu juga disaksikan langsung oleh ketua RT, tempat Wahyu tinggal.
Padahal Wahyu merupakan Anak dari pasangan dari orang tua tidak mampu, sang ayah harus merelakan kedua tangannya Di amputasi setelah mengalami kecelakaan kerja sekitar Tujuh Bulan yang lalu dan Wahyulah yang menjadi harapan kedua orang tua, untuk mengangkat derajat hidup mereka kelak.(liputan Tengku Irfan)