![]() |
Husni mubarak Mahasiswa
Universitas Pancasakti Makassar.
|
SUARAaktual.co | Makassar - Begitu sebuah karya seni tercipta, serta tulisan di sebar luaskan, iya tidak lagi memiliki penciptanya, tetapi milik menjadi milik khayalak public yang berinteraksi denganya. Oleh karena itu, sangat terbuka untuk penilaian apapun : " apakah saya benar" memperoleh kesenangan dan pencerahan darinya? '
Di alam Demokrasi, manusia hidup sebagi mahluk sosial meminjam istilah Aristoteles " zoon politicon". Manusia hidup perdampiangan dengan manusia yang lain. Manusia hidup tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain. Di samping saling membutuhkan satu sama lain, manusia juga hidup di alam kritik. Tidak ada manusia lepas dari kritik. Tidak peduli pada sa,at membaca, menulis, berjalan, bernapas, nkita akan selalu bersingungan dengan kritik.
Setiap memberi penilaian terhadap sesorang. Setiap orang di berikan otoritas yang kritis untuk mengatakan " saya suka atau tidak suka". Namun, kritik hendaknya di sampaikan dengan cara-cara beradap, bukan menghakimi pribadi seseorang, apalagi sampai menyingung sisi-sisi kemanusianya.
Tetapi ada pula orang terlanjur mencak-mencak berpkir negatif, mengirah bahwa kritik adalah bentuk ekspresi kebencian. namun ketika kita memahami bahwa kritik itu lahir sebagi bahan evaluasi dan juga kritik itu lahir sebagi bahan apresiatif dengan analisis yang logis dan argumentattif untuk menafsirkan sesuatu. Dalam perpolitikan misalnya, politik hadir sebagi bahan masukan dan pelajaran untuk pembaruan kebijakan lain cerita mengkritik karya atau kebijakan seseorang hanya karena menaruh kebencian.
“Kritik boleh dilayangakan kepada siapa saja orang boleh mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan asas kemaslahatan baik itu kritik ke presiden, wakil presiden, mentri, gubernur, bupati, kepala sekolah, dan guru.“
Ada begitu banyak ruang melempar kritik. Lewat media sosial minsalnya. Media sosial yg begitu mudah dan praktis, seseorang dengan mudahnya dapat melakukan kritik dengan meng up date status. “Berbagai kritik bisa di layangkan kepada siapapun, namun harus sesui koridor hukum yang berlaku.”
Kritik terhadap kebijakan atau kebijakan dagang (produ) sah sah saja. Karena dalam demokrasi, kita semua adalah tukang kritik lain cerita kalau hidup di alam tirani kekuasaan dan monarki suara anda adalah ancaman bagi penguasah.
”Penguasah akan berusaha membukam mulut-mulut yang di rasa membahayakan posisi atau kekuasanya.”
Di alam Demokrasi semua orang memiliki hak dan kebebasan berekspresi. Tetapi harus di bedakan, ”kebebasan tidak serta merta memberikan kebesan kepada pablic untuk berkritik, tapi sesuai aturan Hukum yang mengatur tentang itu.”
Penulis : Husni mubarak