Karena Kecewa, Ada yang ingin Golput

/ Senin, 13 Agustus 2018 / 14.56 WIB
SUARAaktual.co | JAKARTA -- Rasa kecewa baik dari perseorongan apalagi partai bila yang diusungnya terpental pada detik-detik pengambilan keputusan siapa yang jadi pasangan Jokowi.

Sekertaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani tak menafikan ada kekecewaan dari beberapa pihak karena Joko Widodo memilih Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden dalam Pilpres 2019. 

Seperti yang dikutip dari CNNIndonesia.com, Minggu kemarin (12/8) Sekjen PPP Arsul mengatakan rasa  kekecewaan ini bisa saja  berpotensi muncul pula di tubuh partai yang kerap disebut berpeluang menemani Jokowi di Pilpres 2019.

" Soal kekecewaan dan segala macam saya rasa tidak hanya teman-teman yang di luar, partai-partai pun barangkali yang ketua umumnya tidak jadi cawapres padahal ingin jadi cawapres tentu ada (kekecewaan)," kata Arsul usai menghadiri pertemuan yang digelar di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (12/8). 

Namun demikian, Asrul , menambahkan pilihan cawapres tidak lebih penting dibanding fokus program yang akan mereka usung. Dengan demikian, kekecewaan itu bisa dimusyawarahkan dan diarahkan kembali ke pembahasan program sesuai kebutuhan masyarakat.

"Yaitu dengan silaturahmi dan komunikasi yang baik dan terus-menerus," kata Arsul soal cara yang akan mereka tempuh untuk pihak yang masih merasa kecewa.

Sebelumnya Jokowi disebut-sebut akan didampingi sejumlah nama  bursa kandidat cawapres Jokowi beberapa bulan terakhir. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar,  Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto adalah contoh ketum partai yang akhirnya gagal dan hanya menimbulkan kekecewaan.

Bahkan figur di luar partai yang dikejutkan oleh keputusan Jokowi adalah Mahfud MD. Santer dikabarkan bakal menjadi cawapres pilihan. Tapi,  Jokowi justru memilih  Ma'ruf Amin sebagai pasangannya.

BISA ADA GOLPUT: 

Rasa kecewa ini sempat berseliweran sejak Jokowi mendeklarasikan Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya di Pilpres 2019. Salah satu pihak yang merasa demikian adalah basis pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Seperti diketahui saat kasus Ahok menjadi Gubernur dan terjerat kasus penodaan agama, Ma'ruf Amin  yang juga Ketua Umum MUI menjadi salah satu saksi yang memberatkan Ahok. Fatwa MUI pula yang melabeli ucapan Ahok masuk ke dalam kategori penistaan agama.

Bahkan Rudi , sehari sebelumnya (Jumat) mengatakan kepada CNNIndonesia, "Sebagian besar kecewa, ada juga yang ingin golput dan sebagainya, bahkan ada yang bilang ingin beralih dukungan juga. (CNNI/JNN-NAS) .

Related Posts:

Komentar Anda

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p