![]() |
_Husnil Siregar, S.Ag_ |
Padangsidimpuan, SUARAaktual.co -
Pesta demokrasi yang dilaksanakan secara serentak di sejumlah daerah di Tanah Air, termasuk kota padangsidimpuan dan kabupaten/kota lainnya telah usai dilaksanakan dengan baik pada 27 Juni 2018 lalu. Seiring dengan itu, dengan berakhirnya pertarungan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak ini, tentunya sudah tahu siapa para pemimpin baru di daerah masing-masing, paling tidak untuk lima tahun ke depan sudah hampir bisa diprediksi.
Kita berharap yang akan memimpin Kota Padangsidmpuan ke depan dapat membawa angin sejuk bagi seluruh rakyat di Kota Pendidikan ini, karena pemenang Pilkada ini adalah cerminan dari pada keinginan rakyat yang menginginkan kesejahteraan. Dan sangat diharapkan kepada calon Wali kota dan Wakil Walikota terpilih dan tidak terpilih untuk bersikap arif dan bijaksana dalam menerima segala keputusan yang akan diputuskan, karena itulah keputusan rakyat yang harus kita terima dengan ikhlas dan lapang dada.
Sebagai satu kontestasi, pertarungan, pertandingan atau apa pun itu namanya pastilah akan berakhir dengan dua kemungkinan, yaitu menang atau kalah. Yang harus diingat, tidak mungkin semuanya menang dan tidak mungkin pula semuanya kalah. Sudah pasti salah satunya akan keluar sebagai Jawara ( pemenang) dan yang lainnya harus menelan kekalahan.
"Maka kunci utama para petarung sejati itu adalah berjiwa besar dan siap menerima kekalahan, karena kalau kemenangan itu semua bisa menerimanya.
Yang paling penting adalah janganlah memaknai kekalahan itu sebagai kegagalan, karena pada hakikatnya kekalahan itu bukanlah kegagalan, tapi kemenangan yang tertunda.
Kalah-menang adalah merupakan ketetapan Allah Swt "sunnatullah". Kekalahan bisa saja berubah menjadi kemenangan, tergantung bagaimana kita menyikapinya bahkan kemenangan bisa menjadi mala petaka jika kita tidak bersikap arif, Kapan kekalahan itu akan berubah wujud menjadi kemenangan, tentunya ketika kita sudah bisa memahami bahwa menang dan kalah itu adalah sunnatullah. Maka orang-orang yang sudah menganggap kalah-menang sebagi sunnatullah ia akan mengakui kemenangan lawan dan ia pula akan mengakui kekalahan dirinya. "Maka hanya orang-orang berjiwa kerdillah yang akan menyembunyikan kesalahannya dan selalu mencari-cari kambing hitam, tidak menerima atas kekalahannya.
Terimalah segala keputusan Allah SWT dengan kesabaran, lapang dada, dan jangan putus asa. Teruslah berjuang, semoga kekalahan yang diterima hari ini mengandung hikmah yang tidak terkira di sisi Allah Swt, yang apabila kita tahu akan hikmahnya maka justru kita sendiri yang akan mendoakan akan kekalahan kita. Menang, kalah adalah suatu siklus dalam kompetisi.
Petiklah pelajaran sebagai bahan untuk melakukan pembelajaran, kalau kita mau melihat sejarah dan mau belajar dari pengalaman hidup orang lain, sangat banyak orang-orang di luar sana yang diawal karier dan impiannya pernah mengalami kekalahan, tapi mereka aman-aman saja karena mereka yakin bahwa kekalahan hari ini akan bisa di bayar dengan kemenangan dimasa yang akan datang. Hari ini kita boleh kalah, tapi ke depan kita harus menang, dengan cara segera berbenah untuk memperbaiki diri. Bukalah baju kesombongan dan bersikaplah rendah hati, karena hanya dengan cara-cara itulah para petarung sejati dalam Politik dapat kembali meraih kemenangan dan inilah prinsip para "Petarung Sejati".
Jangan biarkan makna kekalahan itu menjadi makna yang sebenar benarnya karena makna dari kekalahan yang sebenarnya adalah ketika anda tidak mampu bangkit dari kekalahan dan tidak mau melakukan intropeksi diri untuk melanjutkan perjuangan.
Bagi sudara-saudara kita yang hari ini sudah hampir bisa dipastikan akan keluar sebagai pemenang janganlah terlalu euforia. Merayakan kemenangan itu adalah sah-sah saja, asal dalam bentuk rasa syukur kepada Allah Swt, karena di hadapan sana akan ada tanggung jawab besar yang harus dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat.
Maka hargailah lawan yang sudah kalah karena kita.
Mereka pun sudah sama - sama berjuang dengan segala kemampuan, hari ini sebagai pemenang dan bisa saja besok,lusa atau disuatu waktu akan kalah. Rangkul kembali semua lawan politik yang berseberangan paham. Kebersamaan membangun akan lebih mudah, karena ketika lawan sudah menjadi kawan, maka akan menjadi energi yang cukup besar untuk membuat negeri kita menjadi lebih baik.
Ingatlah bahwa kemenangan yang didapatkan hari ini pada hakikatnya adalah musibah, karena berbuat adil itu akan menjadi tugas berat seorang pemimpin yang akan memimpin rakyatnya. Jangan sampai kita membohongi rakyat dengan janji-janji kampanye dan melakukan cara-cara jahat untuk menipu rakyat. Dalam satu hadis, Nabi saw bersabda, "Tiada seorang yang diamanati oleh Allah memimpin rakyatnya kemudian ia mati dan ia masih dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan pasti Allah haramkan syurga baginya." (HR. Bukhari Muslim).
Kejujuran merupakan kunci utama dalam menentukan sukses tidaknya satu rezim pemerintahan. Gunakan perilaku dan praktik politik yang islami untuk memajukan dan mensejahterakam rakyat, dan tempatkanlah orang-orang jujur dan bertakwa kepada Allah sebagai "pembisik-pembisik" Anda. Karena seringkali sebuah pemerintahan itu bisa hancur berantakan, karena ulah-ulah jahat para pembisik di sekeliling penguasa.
Yang terpenting adalah sesorang pemimpin yang baru ini, nantinya diharapkan dapat memberi suri teladan yang baik bagi rakyatnya. Khusus kepada bawahannya sendiri, bukan hanya bisa memberi contoh, melainkan juga membuat kebijakan yang bisa menjadi kebaikan. Sehingga apapun keputusan yang dihasilkan nantinya akan selalu menolong atau berpihak kepada rakyat, bukan justru berpihak kepada kelompok atau golongan tertentu.
Baik buruknya suatu daerah kedepan sangat tergantung pada political will seorang pemimpin karna merekalah yang akan bertidak sebagai decision makers atau para pembuat kebijakan yang menentukan kemana arah sesungguhnya yang akan dituju. Visi-misi sudah jelas, mudah-mudahan bukan hanya sebatas selogan dan tulisan, rakyat sangat mendambakan perwujudtan visi-misi yang sudah disampaikan menjadi sebuah kenyataan.
Pada akhirnya, mari sama-sama kita lupakan kalah dan menang, yang kalah dituntut untuk bersabar serta kembali berjuang dan yang menang akan menghadapi cobaan besar dalam mengemban amanah. Marilah semua berlapang dada, serta ikhlas menerima kekalahan maupun kemenangan. Tetaplah sejuk walau di tempat yang panas. Tetaplah manis walau harus menelan kepahitan, dan bagi yang menang tetaplah merasa kecil walaupun telah menjadi besar.
Dan, inilah saatnya para pemenang untuk membuktikan apakah bisa dipercaya atau tidak, atau hanya menjual janji-janji palsu kepada rakyat sejak masa kampanye. Harapan rakyat sangat besar k. Peganglah amanah itu baik-baik, jangan sampai rakyat yang telah mempercayai untuk memimpin, justru mengecewakan mereka, karena sungguh kekecewaan rakyat itu harus dibayar mahal.
Oleh: Husnil Siregar, S.Ag. Alumnus STAIN Padangsidimpuan yang juga Wakil Ketua Pengurus Cabang NU Kota Padangsidimpuan.
(Mr.D03)