Riau Gesa Pembangunan Pariwisata Berbasis Budaya Melayu

/ Jumat, 26 Agustus 2016 / 19.07 WIB

SUARAaktual‎.‎com | Pekanbaru –‎ ‎ ‎Riau adalah tanah air kebudayaan Melayu. Anggapan tersebut didukung oleh berbagai fakta kesejarahan. Di kawasan ini sampai sekarang hidup sejumlah suku asli (Sakai, Bonai, Akit, Hutan, Petalangan, Talang Mamak, Duano, dll.), dan masyarakat adat seperti rantau nan kurang oso duo puluo di Kuantan, masyarakat limo koto dan tigo baleh koto di Kampar, dan lain-lain.

Sejumlah peninggalan sejarah (candi dan artefak lainnya) yang ditemukan memberi petunjuk pula tentang kewujudan kebudayaan dan peradaban kuno di kawasan ini, mulai dari pra-sejarah hingga ke periode Hindu dan Budha. Beberapa kajian ilmiah bahkan menyatakan bahwa imperium Sriwijaya pun pernah bertapak di kawasan ini.

Di pinggir empat sungai besar dan anak-anak sungainya yang membelah kawasan ini, selama berabad-abad pernah bertapak sejumlah kerajaan,
seperti Gasib (kemudian Siak Sri Inderapura), Kampar (dan Pelalawan dan Gunung Sahilan), Rokan (dan Kunto Darussalam, Tambusai, Rambah,serta Kepenuhan), dan Kerajaan Keritang, Inderagiri, serta Kandis.Setelah imperium Melaka yang berpusat di semenanjung dikalahkan Portugis pada tahun 1511, federasi budaya, politik, dan ekonomi kawasan ini, bersama-sama Riau-Lingga, menjadi kekuatan penyangga kesinambungan kekuasaan Melayu yang berturut-turut berpusat di Johor, Riau, dan Lingga. 

Di tengah-tengah keluasan pengaruh kolonial Belanda dan Inggris di Alam Melayu, pada abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-20, Kerajaan Siak Sri Indrapura bahkan tampil sebagai pusat
pewarisan kejayaan Melaka bersama Kerajaan Riau-Lingga dan Daerah Takluknya (di Kepulauan Riau).
Di dalam kehidupan suku-suku asli, masyarakat adat, dan masyarakat beraja-raja tersebut, wujud kebudayaan Melayu dipelihara menjadi
patokan kehidupan sosial. Agama Islam yang mobilitas penyebarannya bermula dari elite perbandaran dan perdagangan, kemudian mempengaruhi perubahan-perubahan penting dalam kebudayaan tempatan. Lebih dari yang
lainnya, Islam secara historis bahkan menjadi inti dari dinamika kebudayaan Melayu tersebut.
Pada peringkat gagasan, nilai, norma, hukum, dan aturan sosial, misalnya, Islam merasuk sedemikian rupa menjadi kriteria penapis sendi-sendi kehidupan sosial, sebagaimana tergambar dari pernyataan:
adat bersendi syarak dan syarak bersendi Kitabullah (Al-Quran).

Sedangkan dalam karya dan praktik budaya, Islam memperkenalkan tulisan (huruf Arab) yang menyuburkan budaya tulis-baca (beraksara), yang
kelak dianggap sebagai bagian utama dari prestasi puncak kebudayaan dan peradaban Melayu di Riau.
Secara geografi Propinsi Riau adalah sebuah wilayah yang dinilai strategis berdekatan dengan beberapa negara tetangga seperti malaysia dan Singapura. Tidak heran kota bertuah ini menjadi pintu gerbang utama sebagai pariwisata budaya melayu. Kejayaan masa lalu kerajaan melayu di Riau yang mendunia akan terus melaju sering bergulirnya waktu dan membawa masyarakat melayu saat sekarang ini menuju era globalisasi dan moderenisasi.

Berkembangnya kebudayaan melayu searah dengan perkembangan sebuah wilayah yaitu Provinsi Riau. Misalnya saja kesenian adalah salah satu kebudayaan yang berkembang pesat.
Pencak silat sebagai seni dan bela diri serta olah raga orang melayu kini telah berkembang menjadi milik dunia bahkan telah menjadi salah satu event di SEA games dan event Internasional. Maka dapat digambarkan bagaimana budaya melayu memproses keseniannya dari sarana bela diri menjadi sarana rekreasi.Riau memang kaya akan kesenian dan kebudayaan yang ada saat sekarang
ini, semuanya berkembang dan dilestarikan sesuai dengan kebijakan pemerintah.

Banyak masyarakat luar yang berdatangan hanya untuk mengenal dan mempelajari sejarah budaya melayu dan keseniannya.Disamping itu, selain seni dan budaya melayu yang terjaga selama ini,bumi yang dkenal dengan julukan Lancang Kuning ini ternyata juga menyimpan segudang sejarah melayu dan hasil kekayaan alam yang melimpah serta nuansa alam yang elok sehingga menjadi pusat wisata kebudayaan melayu. Salah satu yang mendorong wisatawan lokal dan internasional adalah
rasa keingintahuan mereka terhadap, Bahasa masyarakat, kerajinan tangan, makanan dan kebiasaan makan, musik dan kesenian, sejarah suatu
tempat, cara kerja dan teknolgi, agama yang dinyatakan dalam cerita atau sesuatu yang dapat disaksikan, bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing daerah tujuan wisata, tata cara berpakaian penduduk setempat, sistem pendidikan dan masih banyak lainnya.

Selain itu beberapa daerah yang tersebar di wilayah kabupaten juga banyak terdapat lokasi wisata terkenal, antara lain :Objek Wisata Sungai Kampar lokasinya berada di Desa Teluk Meranti,
sebelah timur laut Pekanbaru.Air Terjun Batu Dinding adalah salah satu destinasi tempat wisata yang ada di kawasan Kampar Kiri, Provinsi Riau, Indonesia.Air Terjun Guruh Gemurai yang berlokasi di kabupaten Kuantan Singingi,Pekanbaru. Air terjun ini cukup populer di Pekanbaru.Air Terjun Aek Martua Lokasinya berada di Desa Tangun, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Hulu Rokan, Provinsi Riau. Nama Aek Martua sendiri diambil dari bahasa daerah salah satu suku di Riau. Danau Buatan Lembah Sari ini merupakan sebuah Danau Buatan yang kini mejadi Tempat Wisata Di Pekanbaru yang tak kalah favoritnya. Danau ini terletak di Desa Limbungan yang berjarak 10 km dari pusat kota Pekanbaru.

Istana Siak Sri Indrapura merupakan sebuah istana peninggalan Kesultanan Siak yang merupakan kerajaan terbesar di Riau. Lokasinya Istana Siak Sri Indrapura berada tak jauh dari Pusat Kota Pekanbaru.Taman Hutan Raya Sultan Syarif Kasim. Taman ini selalu ramai dikunjungi pada akhir pekan.
Masjid Senapelan merupakan peninggalan kesultanan Siak masa lalu. Masjid ini masih terkelola dengan baik. Masjid ini juga memiliki nama Masjid Raya Pekanbaru, dibangun pada tahun 1762 dan merupakan salah satu masjid tertua di Riau.

Dari beberapa lokasi wisata datas merupakan sebagian kecil lokasi wisata yang tersebar di Provinsi Riau. Adat istiadat masyarakat melayu yang menjunjung tinggi keanekaragaman budaya yang ada akan terus berupaya untuk peningkatan sumber daya manusianya, melestarikan seni budaya, mengembangkan potensi wisata alam karena semua itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.[Adv/Hms/T.Irfan]‎

Related Posts:

Komentar Anda

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p