Ilustrasi
SUARAaktual.com | Pekanbaru – 17 Agustus 2016 adalah Momen kemerdekaan RI sangat di sayangkan di hari kemerdekaan republik indonesia ini telah tercoreng oleh ulah pejabat negeri yang telah menzholimi salah satu mahasiswa Universitas Riau (UR).
Terasa miris hati mahasiswa lainnya mendengar kabar seorang rekan sesama mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Riau dianiaya dan dipukuli oleh oknum staff Rektorat . Hanya karena mereka menyuarakan suara jeritan mahasiswa hukum yg sampai saat ini belum mendapatkan haknya, sebuah gedung permanen dengan fasilitas memadai sehingga mereka bisa menimba ilmu dengan baik,tetapi kenyataannya berbeda.
Hari ini,sepertinya Demokrasi pun mulai dipertanyakan ketika para mahasiswa yang mencoba menggunakan hak nya untuk menyatakan pendapat dan bahkan telah di jamin oleh UUD 1945 malah tercoreng dan diluluhlantakkan oleh oknum pejabat Rektorat Universitas Riau. Ini merupakan bukti nyata AROGANSI & PREMANISME dengan mencoba membungkam demokrasi dinegeri ini.
Pemukulan yg dilakukan staff Rektorat didepan salah satu Pimpinan Universitas Riau adalah wujud PENISTAAN terhadap gerakan mahasiswa, dimana salah satu mahasiswa fakultas hukum Universitas Riau yaitu Ardi Armandanu yang menggunakan HAK nya untuk mengemukakan pendapat namun malah mendapatkan PENGANIAYAAN. Ardi merelakan darah mengalir dibibirnya dan pipi yang membengkak akibat pukulan membabi buta sang oknum staf rektor, demi menyampaikan HAK seorang mahasiswa .
Alih-alih mendapatkan solusi dari pihak Universitas Riau,Ardi malah kena bogem mentah di bagian wajah dan bibir.Salah satu mahasiswa Jamin Irawan melalui Sher Black Berry Masangger mengungkapkan ini bukan hanya masalah Fakultas Hukum saja. Tapi ini masalah gerakan suara mahasiswa Universitas Riau bahkan seluruh mahasiswa di negeri ini yg sedang memperjuangkan suara ketidak adilan dalam mendapatkan haknya.
"Mari kita lawan penistaan terhadap mahasiswa. Mari kita bangkit dan tunjukkan bahwa demokrasi di negri ini masih ADA dan DIHARGAI.
jangan sampai ada Ardi-ardi selanjutnya yang menjadi korban seperti ini."Mari Bangkit Melawan atau Diam tertindas....HIDUP MAHASISWA !!!#mari kita sebarkan panggilan hati mahasiswa ini.
Editor : Amex
Liputan : Wira Siregar