SUARAaktual.com | Kabupaten Pelalawan – Sebanyak sembilan Crew Leader program Desa Bebas api atau Free Fire Village (FFV) mengikuti Pelatihan Pengoperasian Hand Tractor, Jumat (10/3) di Balai Pelatihan dan Pengembangan Usaha Terpadu (BPPUT), Town Site 2 Pangkalan Kerinci. Pelatihan merupakan bagian dari program Desa Bebas Api yang bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat melalui Crew Leader agar membuka lahan tanpa dibakar. Para Crew Leader tersebut berasal dari Desa Pelalawan, Sering, Kuala Tolam, Kuala Panduk, Petodaan, Teluk Meranti, Segamai, Teluk Binjai, dan Pulau Muda.
Pelatihan tersebut menghadirkan teknisi dari salah satu produsen hand tractor di Indonesia, Joko. Di depan peserta, Joko menjelaskan Hand Tractor mampu mengerjakan lahan yang luasnya sekitar satu hektar dalam sehari. Ia juga mempraktekkan cara penggunaan hand tractor di lahan yang disediakan..
Salah seorang crew leader dari Desa Kuala Tolam, Helmi yang akrab disapa Yung Romi mengaku alat tersebut akan sangat bermanfaat bagi desanya. Alat tersebut dapat digunakan untuk masyarakat desanya yang sehari-hari bermatapencaharian sebagai petani karet dan sawit.
"Traktor ini tentu sangat kami dambakan oleh masyarakat di desa saya, desa Kuala Tolam. Dulunya kami hanya memakai tenaga kami untuk mengolah tanah dan butuh waktu yang lama. Setelah ini kami dapat memakai hand tractor yang dapat mempersingkat waktu bekerja kami," tutur Helmi.
Helmi juga menceritakan belum pernah menggunakan hand traktor di lahan miliknya yang luasnya sekitar 22 hektare. Lahan ini telah dibuka Helmi pada akhir tahun 2015 lalu.
“Tentu bukan hanya untuk saya saja, tetapi juga untuk masyarakat desa yang pasti ingin memanfaatkan alat tersebut agar kami bertani dengan mudah. Apalagi alat ini tidak untuk disewakan, kami akan pelihara bersama-sama,” tutur Helmi dengan antusias.
Koordinator Program Desa Bebas Api untuk Agriculture Asistance PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Johansyah mengatakan satu desa akan mendapatkan satu hand tractor. Tujuannya pemberian alat tersebut merupakan bagian dari salah satu program Desa Bebas Api yang telah dibentuk RAPP pada tahun 2014 lalu.
Selain berguna untuk mengolah lahan, alat tersebut juga berguna untuk mencegah masyarakat membakar membakar lahan. Sebab, hand tractor tersebut juga dapat digunakan untuk membuka lahan.
“Ini juga bentuk pemberdayaan Masyarakat Peduli Api (MPA) di sembilan desa tersebut. Ini sifatnya hibah dari kita untuk masyarakat. Mereka hanya tinggal menjaga saja dan tentu saja tidak boleh disewakan,” tutup Johansyah. ( Liputan Olan )