SUARAaktual.com | Kabupaten Pelalawan - Sistem pengelolaan hutan berkelanjutan yang dilakukan oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menarik perhatian masyarakat, khususnya bagi mereka yang ingin turut menjaga lingkungan.
Sistem pengelolaan itu juga mendapat sambutan positif dari para pengamat pengelolaan hutan yang berada di wilayah Provinsi Riau misalnya Pengelola Hutan Masyarakat Adat Kenegerian Rumbio, Kampar.
Sekitar belasan orang yang berada dibawah Yayasan Pelopor Sehati itu mengunjungi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Pangkalan Kerinci, Riau, Kamis (30/7). Dalam kunjungannya ke RGE Technology Center (RTC), mereka mendapatkan pemaparan tentang proses pembuatan kertas yang ramah lingkungan dan pengelolaan hutan secara lestari oleh RAPP.
Ketua Yayasan Pelopor Hati, Masriadi mengaku sangat antusias ingin mengunjungi RAPP sejak dua tahun lalu. Dia mengatakan ingin melihat dan mengenal sistem pengelolaan hutan berkelanjutan yang diterapkan RAPP secara lebih dekat.
"Kami ingin melihat langsung seperti apa keberadaan perusahaan RAPP ini, baik untuk kegiatan sosial, kegiatan lingkungan, dan yang berkaitan dengan produksi. Kami tidak mau mendengar isu dari luar, makanya kami ingin kenal RAPP lebih dekat dan saya merasa RAPP sudah baik untuk menjaga lingkungan," kata Masriadi.
Masriadi berharap pengelolaan hutan secara berkelanjutan yang dilakukan RAPP bisa turut mendongkrak perekonomian masyarakat Riau.
"Ternyata RAPP perusahaan besar yang berdiri di daerah kita banyak berkontribusi untuk kemajuan daerah. Mudah-mudahan dengan pengelolaan yang sudah bagus ini bisa turut memajukan Riau dan semakin melibatkan masyarakat dalam pengelolaannya," ungkapnya.
Kepala Desa Koto Tibun, Masrino, yang turut hadir dalam kesempatan ini mengatakan kagum dengan sistem pengelolaan hutan berkelanjutan yang diterapkan RAPP.
"RAPP bukan perusahaan yang mencemarkan lingkungan tetapi memperbaiki lingkungan. Semoga RAPP juga bisa semakin memacu anak muda untuk menjaga lingkungan.
"Kita akan sosialisasikan juga kepada masyarakat bagaimana pengelolaan yang dilakukan RAPP," ujar Masrino."
Sementara itu, Stakeholder Relation (SHR) Officer wilayah Kampar, Andrisman mengatakan Yayasan Pelopor Sehati merupakan kumpulan masyarakat adat Kenegerian Rumbio yang masih menjaga kearifan lokal wilayah hutan mereka. Bahkan, kata Andrisman, mereka bisa menghasilkan uang dari hutan yang mereka jaga.
"Mereka menjaga dan mengelola hutan seluas 650 hektar di wilayah Kampar sana. Kita ingin mereka bisa menjadi mitra kita untuk turut menyampaikan kepada masyarakat betapa pentingnya keberadaan hutan dan pengelolaan yang lestari," kata Andrisman.
Andrisman juga berharap dengan kunjungan ini, masyarakat Adat Kenegerian bisa memahami cara RAPP mengelola hutan dan menerapkannya di area mereka agar bisa mendatangkan sumber ekonomi bagi masyarakat sekitar.
"Kita berharap dengan kunjungan ini mereka bisa paham bagaimana kita mengelola hutan dan kemudian mengelola hutan yang mereka miliki dengan baik sehingga mendatangkan sumber ekonomi bagi masyarakat sekitar misalnya melalui ekowisata," ungkapnya.
Untuk diketahui, RAPP telah menerapkan kebijakan Sustainability Forest Management Policy (SFMP) versi 2.0 dan telah mendapatkan sertifikasi dunia Programme of The Endorsenet Certification (PEFC) dari Indonesia Forestry Certification Cooperation (IFCC) dalam pengelolaan hutan.. PEFC merupakan sertifikasi dunia untuk pengelolaan hutan berkelanjutan. (*)