SUARAaktual.co | LABURA - Penganiayaan
terhadap wartawan kembali terulang. Kali ini terjadi di Desa hatapang,
Kecamatan Na IX-X, Kabupaten labuhanbatu utara, Provinsi Sumatera
utara.
korban bernama Khoirul Faisal Dolok Saribu, 38, wartawan salah satu media
Online di Sumatera utara, dan sebagai ketua Lembaga Swadaya Masyarakat
Govermant Watch Sumatera Utara (LSM GOWA Sumut),dirinya dianiaya beberapa orang
yang diduga petugas penjaga palang PT.LBi bersama teman penjaga lainnya dan
salah satu supir truck perusahaan kayu dilabura saat sedang mereportase petugas
dari Polhut, Dinas Kehutanan, KPH serta gakum wilayah Sumatera utara, untuk
peninjauan dan pengukuran lahan Kelompok Tani Hutan Jainapul Batu Jonjong
Bersinar di desa hatapang.
Adapun kedatangan petugas dan awak media terkait laporan oleh kelompok tani
beberapa waktu lalu karena dugaan perambahan hutan.
"Siang hari (Selasa, 28 September 2018) saya datang bersama
rekan-rekan wartawan media online, cetak dan TV ke Desa Hatapang Kecamatan Na
IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) provinsi Sumatera utara, Tujuannya
ingin meliput kerusakan hutan di desa tersebut, lalu saat saya hendak mengambil
foto salah satu petugas jaga pintu palang perusahaan melarang kami para awak
media dan LSM untuk ikut masuk kehutan, nah..... saat saya ambil foto tiba-tiba
Hanphone yang saya gunakan untuk memotret dirampas oleh salah satu penjaga
palang pintu masuk hutan hatapang Inisial UD, lalu saya langsung dipukul oleh
teman-temannya para penjaga palang tersebut (inisial DM,LM,MYS), kata Faisal,
kepada wartawan, Sabtu (29/9/2018).
Faisal menambahkan, kepala saya terasa pusing setelah dipukul oleh pukulan
tangan mereka, saya kan sedang melakukan tugas sesuai tupoksi saya sebagai
wartawan tiba-tiba diserang sekelompok orang yang menurut sumber
terpercaya mereka adalah penjaga palang pintu masuk ke hutan hatapang.
Lalu kami dan beberapa orang awak media online dan cetak disuruh untuk
segera meninggalkan lokasi.
Akibat aksi pengeroyokan tersebut, Faisal mengalami memar di bagian wajah.
"Akibat pengeroyokan ini, saya memar di bibir, pelipis
kiri, dan dahi. Ini menyebabkan saya pening dan sakit ," jelasnya.
Setelah itu, Faisal melaporkan peristiwa pengeroyokan ke Polsek Na
IX-X Resort Labuhanbatu. Laporan itu diterima polisi dengan Nomor: STPL/201IX
/2018/SU/LBH/SEK NA IX-X Dia meminta agar polisi segera menindaklanjuti
kasus tersebut.
Terpisah Ketua satgas kelompok tani Jainapul batu jonjong bersinar, Buyung
Munthe 46th, Sebelumnya mengundang media untuk meliput pengukuran tapal batas
hutan HPL dengan HPT, saat dipalang pintu masuk teman awak media tidak diberi
izin untuk masuk ke lokasi PT LBI, “tidak boleh media masuk ke lokasi” buyung
menirukan ucapan petugas jaga palang, lalu beberapa anggota kelompok tanipun
balik kanan tidak mau masuk karena pihak penjaga palang PT.LBI tidak
memberi izin masuk awak media.
Buyung Munthe menambahkan, ya saya melihat saat teman media hendak memotret
langsung dipukul oleh penjaga palang.