![]() |
Foto: Pelemahan Rupiah ancam bisnis Asia Fiber (Shutterstock) |
Depresiasi
nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mempengaruhi kinerja
keuangan PT Asia Pacific Fiber Tbk (POLY). Pasalnya, bahan baku produksi
perseroan masih impor sehingga berpotensi membengkaknya biaya produksi.
Hal ini pun diakui Head of
Corporate Communication PT Asia Pacific Fibers Tbk, Prama Yudha Amdan, bahwa
pelemahan nilai tukar Rupiah berpotensi menggoyangkan kinerja perseroan.
Oleh
karena itu, dirinya mengharapkan agar pemerintah mengambil tindakan korektif.
Menurutnya, tindakan yang paling cepat untuk menjaga nilai tukar Rupiah yakni
melakukan pembatasan impor.
”Porsi bahan baku impor yang
terkena dampak kurs itu sekitar 19%-20%," ungkapnya di Jakarta, kemarin.
Yudha pun mendukung, rencana
pemerintah membatasi komoditas impor. Menurutnya, pemerintah harus tegas untuk
menutup impor untuk produk yang sudah diproduksi dalam negeri. Dengan demikian,
katanya, dolar AS tidak akan keluar dan justru akan menstimulasi aktivitas
perekonomian dalam negeri.
Dia juga mengharapkan agar
pemerintah hanya memberikan izin impor bahan baku kepada produsen tekstil atau
garmen saja. Dengan demikian, material yang diimpor dapat dipastikan untuk
pengolahan/manufaktur dalam negeri, tidak untuk konsumsi.
Sebagai
informasi, di paruh pertama tahun 2018, emiten tekstil ini berhasil membukukan
laba USD11,11 juta, setelah dipriode yang sama tahun kemarin merugi hingga
USD8,64 juta.
Pencapaian laba didukung adanya
peningkatan pendapatan 21,79% dari USD188,54 juta pada semester I 2017 menjadi
USD229,63 juta di tahun ini. Pada semester pertama, Asia Pacific Fibers
mencatat keuntungan kurs USD4,02 juta. Pada periode yang sama tahun lalu, POLY
mencetak rugi kurs USD2,73 juta
(rhs)
Sumber :
okezone