![]() |
Foto: Sungai Musi (raja/detikcom) |
SUARAaktual.co
| Palembang –
Sungai
Musi telah menjadi ikon Kota Palembang, Sumatera Selatan. Namun mirisnya bibir
sungai terpanjang di Bumi Sriwijaya itu kini sudah dipenuhi sampah.
Bibir sungai Musi yang dipenuhi sampah bahkan berada tidak jauh dari Jembatan Ampera. Padahal lokasi tersebut selalu didatangi wisatawan baik lokal maupun mancanegara setiap kali datang ke Kota Pempek.
Ketua RT di Kelurahan 9 Ulu, Muhammad Saderi saat ditemui detikcom menyebut sampah terakhir dibersihkan akhir tahun 2017. Sejak saat itu, Pemkot Palembang dan Pemprov Sumael tak pernah datang lagi.
Bibir sungai Musi yang dipenuhi sampah bahkan berada tidak jauh dari Jembatan Ampera. Padahal lokasi tersebut selalu didatangi wisatawan baik lokal maupun mancanegara setiap kali datang ke Kota Pempek.
Ketua RT di Kelurahan 9 Ulu, Muhammad Saderi saat ditemui detikcom menyebut sampah terakhir dibersihkan akhir tahun 2017. Sejak saat itu, Pemkot Palembang dan Pemprov Sumael tak pernah datang lagi.
"Sungai
ini bersih pas baru dibersihkan sama petugas saja akhir tahun lalu. Ya tapi
coba dilihat, sampah numpuk lagi karena sudah lama juga nggak pernah ada
dibersihkan," kata Saderi.
Selain
kurangya insiatif dari pemerintah, kesadaran warga disebut Saderi masih cukup
rendah. Warga tetap nekat buang sampah di Sungai Musi meskipun telah disediakan
tempat pembuangan sampah (TPA) di setiap kelurahan.
Sampah yang berada di bibir Sungai Musi rata-rata merupakan plastik dan tidak dapat didaur ulang. Akibatnya sampah kian membumbung tinggi jika terus dibiarkan.
"Kalau sekarang mungkin di sepanjang tepian Sungai Musi ini sampah semua. Kira-kira ada sampai 3 Km sampahnya, kalau dibiarkan terus pasti menumpuk," katanya.
Sampah yang berada di bibir Sungai Musi rata-rata merupakan plastik dan tidak dapat didaur ulang. Akibatnya sampah kian membumbung tinggi jika terus dibiarkan.
"Kalau sekarang mungkin di sepanjang tepian Sungai Musi ini sampah semua. Kira-kira ada sampai 3 Km sampahnya, kalau dibiarkan terus pasti menumpuk," katanya.
"Warga
sudah pernah gotong royong dan lama-lama bosan sendiri karena semakin hari
semakin banyak. Sampah pun bukan dari warga sini saja, bahkan lebih banyak
kiriman daerah lain," kata pria berusia 60 tahun tersebut.
Bau busuk sampah kian menyengat saat air Sungai Musi surut. Pada saat itu juga sampah telihat semakin menumpuk baik di Seberang Ulu maupun Seberang Ilir di Jembatan Ampera.
Bau busuk sampah kian menyengat saat air Sungai Musi surut. Pada saat itu juga sampah telihat semakin menumpuk baik di Seberang Ulu maupun Seberang Ilir di Jembatan Ampera.
(asp/asp)