Kepala Bidang Wilayah I, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Mulyo Hutomo, mengatakan jejak-jejak harimau Bonita tidak ditemukan tepatnya di perkebunan sawit atau di Dusun Sinar Danau, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Riau.
"Kami perkirakan Bonita sekarang ini masuk ke dalam kawasan hutan produksi," kata Hutomo, Senin (2/4/2018).
Meski demikian, menurut Hutomo, tim terpadu masih tetap berjaga di lokasi. Tim masih melakukan pengecekan ke sejumlah box trap yang terpasang. "Walau dugaan Bonita masuk ke kawasan hutan produksi. Namun, tim di lokasi masih tetap melakukan patroli rutin," ujar Hutomo.
Hutomo menjelaskan hutan produksi tersebut berbatasan langsung dengan Dusun Danau. Di mana lokasi kampung itu juga merupakan wilayah jelajah Bonita. "Kami perkirakan Bonita masuk hutan produksi yang jarak tempuhnya sekitar 2 atau 3 jam dari dusun tersebut dengan menggunakan kapal," kata Hutomo seperti dilansir dari detikcom.
Hutomo menjelaskan hutan produksi tersebut berbatasan langsung dengan Dusun Danau. Di mana lokasi kampung itu juga merupakan wilayah jelajah Bonita. "Kami perkirakan Bonita masuk hutan produksi yang jarak tempuhnya sekitar 2 atau 3 jam dari dusun tersebut dengan menggunakan kapal," kata Hutomo seperti dilansir dari detikcom.
Harimau Bonita direncanakan akan dievakuasi dari lokasi konflik. Ini setelah Bonita menyerang dua warga hingga tewas. Korban pertama Jumiati yang tewas di areal perkebunan sawit pada 3 Januari. Selanjutnya, Yusri buruh bangunan tewas diserang Bonita pada 10 Maret.
Hingga kini, Bonita belum berhasil diamankan. Walau satwa buas itu sendiri pernah ditembak bius, namun bisa lolos. Hingga kini, Bonita masih berkeliaran.
Hingga kini, Bonita belum berhasil diamankan. Walau satwa buas itu sendiri pernah ditembak bius, namun bisa lolos. Hingga kini, Bonita masih berkeliaran.
(aan/asp)