Miris, Gedung Mau Roboh SDN ‎100460 Tak Dapat Perhatian dari Disdik Paluta

/ Jumat, 02 Februari 2018 / 10.35 WIB
SDN 100460 Aekilung (foto/edy sukma sagala)
PALUTA, - Ditengah màraknya pembangunan gedung pencakar langit di Indonesia, ternyata menyisakan cerita miris bagi  puluhan siswa sekolah dasar NO 100460 aekilung desa aekilung Kecamatan Dolok Kabupaten Paluta sumatra utara. Hal ini terjadi karena siswa teesebut harus belajar di ruang kelas dan tiang penyanggah yg sudah d makan usia yang artinya gedung tersbut akan rubuh.

H Zulkifli rambey.S.Pd selaku Kepala  SDN 100460 Aekilung membenarkan kondisi sekolahnya yang hampir rubuh. " Ya begitulah kondisi sekolah kami saat ini pak" katanya.

Ditambahkannya beliau sudah berkali kali mengajukan permohonan perbaikan ke pemerintah setempat namun hingga kini belum juga di tanggapi.

" kami sudah buat proposal dan di serahkan ke Dinas Pendidikan dan pengajaran Paluta,namun belum ada tanggapan dari Dinas Pendidikan Paluta,"ujarnya.

Kerusakan parah bagian atap gedung sekolah ter sebut sudah ter jadi sejak satu tahun silam,sa'at itu kayu penyanggah atap bangunan patah,menyebabkan seng terlepas dan plafon berjatuhan,untung saja kejadian itu di luar jam sekolah sehingga para murid tidak ada yang  terkena patahan kayu dari plafon yang jatuh.

Zulkifli berharap kepada  Pemkab Paluta melalui Dinas Pendidikan  lebih proaktif memantau kondisi infrastruktur dan pasilitas seluruh sekolah di daerah tersebut .

Sementara itu Pasaribu selaku sekretaris SDN100460 A‎ekilung menilai gedung tersebut tak layak lagi digunakan " walaupun kondisi kelas yang digunakan mau tidak mau proses belajar mengajar harus tetap d jalan kan agar siswa tidak ketinggalan pelajaran," ungkapnya.

Lebih lanjut  dikatakan pasaribu dengan kondisi gedung seperti itu  Kepala Sekolah selalu menyarankan kepada para siswanya untuk belajar di sudut ruangan yang atapnya masih utuh walaupun sering di jatuhi serbuk kayu yang sudah mulai lapuk.

" Untuk sementara kita mungkin bisa gunakan gedung ini tapi apabila dirasa membahayakan bagi siswa dan guru nggak tau mau dipindahkan kemana" terang Pasaribu mengakhiri.

(Edy sukma sagala)

Related Posts:

Komentar Anda