Warga Protes Pengerasan Jalan Dusun I Desa Damuli Kebun Membubur

/ Kamis, 02 November 2017 / 08.25 WIB



SUARAaktual.co - ‎Labuhanbatu Utara,‎ - Senin pagi, sekira pukul 10.00 Wib, warga dusun I, desa Damuli Kebun, Kecamatan Kualuh Selatan, kabupaten Labuhanbatu Utara, provinsi Sumatera Utara melakukan aksi protes. Warga dengan kesalnya, menanami jalan lintas desa dengan pohon pisang, pepaya dan cabai.

Kekesalan warga memang cukup beralasan, pasalnya, jalan yang sebelumnya masih bisa dilalui dan hanya bergelombang. Namun setelah tiga hari berlalu pasca proyek pengerasan Ala Nur Akal Nainggolan (kades red) Kini bagaikan bubur, becek dan berlumpur.

"sebelum dikerjakan pak, jalan ini masih bagus, cuma gelombang-gelombang aja, tapi setelah di kerjakan orang desa, ya jadi kayak gini kayak bubur," ucap Anto kesal.

Anto juga menuturkan, mulanya dirinya merasa senang karena jalan yang melintasi depan rumahnya diperbaiki, tapi setelah melihat hasil akhir pengerjaan warga merasa kecewa. 

Ditambahkan Anto lagi,  material yang didatangkan ke lokasi pekerjaan pengerasan bukan berupa pasir batu (sertu red) seperti pada umumnya, namun tujuh puluh persen pasir bercampur tanah dan tiga puluh persen lagi berupa batu berukuran dibawah standar.

Hasil amatan suaraaktual.co, pada plang proyek tertulis dana bersumber dari anggaran dana desa (ADD) bernilai seratus sembilan puluh tujuh juta lebih, dengan lebar 4 meter, dan panjang 750 meter, namun kenyataannya lebar jalan sudah melebihi 4 meter, karena material perkerasan sudah melebar dan terkesan aut-autan. Sementara panjang jalan dibagi menjadi tiga lokasi di dusun yang sama.

Nur Akal Nainggolan selaku kepala desa Damuli Kebun saat di konfirmasi via telpon genggam mengatakan, bahwa pengerasan jalan yang ia prakarsai masih belum selesai dikerjakan, dan dirinya berjanji dalam waktu dekat akan melanjutkan mahakaryanya.

Ketika awak media menanyakan secara spesifik tentang kwalitas pekerjaan, Nur Akal malah meminta awak media untuk mencarikan solusi atas mahakarya yang telah Ia torehkan. 

Barangkali sang kades lupa dan menganggap bahwa awak media adalah Tim Pelaksana Teknis (TPK) desa ataupun konsultan perencanaan entahlah. 

(Teuku Irfansyah Deta)


Related Posts:

Komentar Anda

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p