SUARAaktual.com | Pekanbaru – Tiap tanggal 9 Agustus kita memperingati Hari Ulang Tahun Provinsi Riau, Pada awalnya Provinsi Riau tergabung dalam Provinsi Sumatera Tengah yang terdiri dari tiga Residen yaitu Jambi, Riau dan Sumbar dimana pusat pemerintahan berada di Residen Sumatera Barat.
Adapun alasan pemisahan diri Residen Riau dari Provinsi Sumatera Tengah karena:
• Pusat pemerintahan yang berada di Residen Sumbar sehingga Riau
memang tidak terlalu terperhatikan oleh pemerintah provinsi
• Adanya perbedaan karakteristik daerah sehingga pemahaman visi dari
masing-masing residen tidak dapat disatukan
• Ada kesan bahwa pihak pemegang kekuasaan di Sumatera Tengah selalu
memaksakan diri setiap kebijakan yang diambilnya
Ide pendirian Provinsi Riau ini awalnya hanya ada tingkat elit dan tokoh masyarakat Riau, dimana salah satunya (Alm) H. Wan Ghalib. Saat itu, masyarakat dari empat Kabupaten yaitu Bengkalis, Kepri,Indragiri, dan Kampar telah bertekad untuk sama-sama berjuang membentuk Provinsi Riau. Kemudian membentuk Panitia Persiapan Provinsi Riau (PPPR) pada rapat Panitia Persiapan Provinsi Riau, 2-6 Desember 1955.Melalui Kongres Rakyat Riau (KRR) ke-1 yang berlangsung di Pekanbaru, 31 Januari hingga 2 Februari 1956, rakyat Riau sudah membulatkan tekad untuk membentuk provinsi sendiri.
Hingga pada tanggal 9 Agustus 1957 di Bali, Presiden Soekarno menandatangani Undang-Undang Darurat Nomor 19 tahun 1957 yang menyatakan pembentukan daerah-daerah tingkat I, yaitu Sumatera Barat, Jambi dan Riau. Oleh sebab itu, tiap tanggal 9 Agustus di peringati sebagai Hari Jadinya Provinsi Riau.Hari Jadi ke-59 Provinsi Riau tahun 2016 inilah yang dijadikan masyarakat Riau menjadi titik napak tilas serta mengingat kembali sejarah romantisme masa lalu, amal bhakti dan jasa-jasa para pejuang pendiri Provinsi ini, tujuannya tak lain adalah merasakan makna kemerdekaan dan kemandirian daerah.
Begitupun provinsi Riau, dibawah kepimpinan Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman dewasa ini, terus berusaha menjadikan Milad Provinsi Riau sebagai napak tilas serta ajang evaluasi guna berlayar mengarungi cita-cita Provinsi Riau dikemudian hari. Dengan semangat kedaerahan, Arsyadjuliandi Rachman pun mencanangkan Riau menjadi destinasi wisata Melayu dengan motto The Homeland of Melayu (Riau sebagai Tanah Tumpah darah melayu).
Arsyadjuliandi Rachman, dalam pidatonya pada peringatan hari jadi provinsi Riau Selasa (09/08/2016), berulang kali menyerukan agar momentum hari jadi dapat dimaknai lebih mendalam guna mengetahui lebih jauh lagi apa yang diperjuangkan oleh para tokoh yang berjuang membentuk Provinsi Riau ini. Gubri, yang akrab disapa dengan nama Andi
Rachman ini, kembali mengingatkan begitu penting mengenang para tokoh pejuang Provinsi Riau.
\'Mengembalikan memori kita kepada perjuangan para tokoh pejuang Provinsi Riau. HUT Riau dijadikan momentum untuk melihat Riau masa kini dan lalu sebagai pembelajaran,\' ucap Andi Rachman dalam sambutannya di upacara Milad ke-59 Provinsi Riau diKantor Gubernur Riau.
Andi Rachman juga memaparkan bahwa usia ke-59 merupakan usia yang cukup matang dengan berbagai pengalaman selama ini. Dimana, telah banyak peristiwa yang bisa menjadi acuan perkembangan Provinsi Riau.\'Sama seperti visi Riau 2020 yaitu terwujudnya Riau sebagai pusat
ekonomi dan kebudayaan melayu di Asia Tenggara. Jadi, acuan pembangunan Riau sekarang ini,\' ujar Andi Rachman.
Untuk kejayaan Provinsi Riau ini ke depannya, memang diperlukan pemikiran dan kekompakan dari berbagai pihak. Gong perjuangan Riau sudah dibunyikan, dan harapan Riau semakin jaya bukanlah harapan Gubri seorang, masyarakat Riau harus bergerak dan berkarya untuk Provinsi
yang dicintai ini.
Sebagai pengenang para tokoh Riau,Provinsi Riau menganugerahkan 20 tokoh pejuang Riau sebagai pahlawan. Kini saatnya Riau bangkit untuk mewujudkan Riau Perkasa di Asia Tengara bahkan di dunia.[ Adv/Hms/T.Irfan]