SUARAaktual.com | Kabupaten Pelalawan – Rangkong, jenis burung ini ditemukan para siswa SD Global Andalan estate Pelalawan pada (28/4), baru-baru ini, dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Saat itu, satwa yang bercorak hitam, putih dan berparuh panjang ini tidak bisa terbang serta kondisi paruh tidak sempurna. Untuk menyelamatkan hewan tersebut, bagian Environment dan Conservation dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) berusaha merawatnya agar bisa terbang kembali seperti sedia kala. Sebab,menurut Environment Officer Estate Pelalawan, Waedi Yarman burung jenis ini tidak bisa hidup tanpa pasangannya.
“Burung Rangkong ini ditemukan oleh siswa SD Global Andalan di dekat sekolah mereka. Kondisinya dalam keadaan lemah, tidak bisa terbang dan kondisi paruh yang tidak baik, ada bagian paruh yang tidak sempurna. Kami langsung membawanya ke dokter hewan untuk tindakan lebih lanjut,” ujar Waedi, Senin (16/5).
Dilanjutkan Waedi, burung yang memiliki panjang 81 sentimeter dan bercula merah kekuningan ini kemudian dirawat selama tiga hari oleh dokter hewan RAPP, Raden Bisono. Dari penuturan Waedi, satwa yang tergolong dalam kelas Aves ini, selain dirawat, Rangkong juga diberikan makanan yang bergizi seperti buah-buahan.
“Setelah tiga hari kami rawat dan diberikan vaksin oleh drh Bisono, burung tersebut pulih. Lalu, kami putuskan untuk melepaskan burung tersebut kembali di lokasi dekat nursery anakan alam estate Pelalawan. Jika dilihat dari bentuk tubuhnya, burung ini sudah cukup tua. Dan akhirnya kami lepaskan supaya bisa terbang bersama pasangannya,” jelasnya.
Tidak hanya Rangkong, beberapa satwa liar juga di temukan di Kabupaten Pelalawan, beberapa waktu lalu, lima ekor ular ukuran cukup besar, ditemukan di sekitar pemukiman penduduk yang berada di wilayah operasional RAPP. Ular sawah misalnya, saat ditemukan warga, kerap memangsa hewan yang melintas di sekitar Perumahan Tipe Melati Sektor Pelalawan.
“Ukuran tubuhnya 420 sentimeter dan ular ini sering memangsa hewan yang berada di sekitar kanal di lokasi perumahan karyawan. Akhirnya kami lepaskan di Sungai Selempaya Kanan, tempat yang lebih aman dan tidak mengganggu warga dan hewan ternak. Selain itu, dua ular yang sama juga kami temukan di Sektor Pelalawan, cukup panjang, sekitar 2,7 meter dan 3,2 meter, kemudian kami lepaskan di Sungai Selempaya Kanan dan Kiri,” ujarnya.
Dua ekor ular piton bercorak hitam dan kuning juga ditemukan di sektor Pelalawan. Masing-masing berukuran 110 dan 510 sentimeter. Menurut Waedi, hewan melata tersebut juga telah memangsa hewan lain seperti tikus dan ayam.
“Setelah menangkap ular tersebut, kami putuskan untuk melepaskannya di Selempaya Kiri dan Kanan, supaya tidak menganggu hewan milik masyarakat sekitar. Kondisi saat dilepaskan baik dan tidak ada kerusakan fisik,” ujarnya.
Conservasion RAPP, Didik Purwanto mengatakan perawatan dan pelepasan hewan-hewan tersebut telah sesuai pada prosedur. Untuk burung Rangkong ini ditemukan tidak jauh dari komplek sektor Pelalawan dalam kondisi lemah.
“Sesuai dengan prosedur dikarenakan satwa tersebut dalam kondisi lemah maka kita lakukan perawatan dengan melibatkan dokter hewan Perusahaan. Setelah beberapa hari dirawat, satwa menunjukan kondisi yang lebih baik dan dilepaskan di dekat nursery anakan alam estate Pelalawan. Lokasi tersebut dipilih karena satwa sering dijumpai bersama pasanganya terbang dan beraktifitas di areal tersebut,” tutup Didik.[ Liputan Apriel Ruzman ]