
Umat Hindu di Bintan menggelar perayaan Nyepi, Sabtu (21/3/2015) dengan mengarak ogoh-ogoh keliling Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (20/3/2015).
Mengarak dan membakar ogoh-ogoh merupakan rangkaian ritual bernama tawur kesanga. Salah satu ritual keagamaan dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun 1937 Saka, yang jatuh pada Sabtu ini.
Mengarak dan membakar ogoh-ogoh merupakan rangkaian ritual bernama tawur kesanga. Salah satu ritual keagamaan dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun 1937 Saka, yang jatuh pada Sabtu ini.
Ogoh-ogoh atau celuluk adalah leak (sebutan untuk mahkluk halus yang digambarkan memiliki perwujudan yang menakutkan) yang merupakan anak buah
dari Rangda (Ratu dari pada Leak).
Celuluk bercirikan wajah seram, mata berlubang, gigi yang besar runcing dan kepala yang botak bagian depan. Buah dada sebesar pepaya, mengerikan.
Ogoh-ogoh yang juga disebut Bhuta Kala itu dibuat umat Hindu secara bergotong royong.
dari Rangda (Ratu dari pada Leak).
Celuluk bercirikan wajah seram, mata berlubang, gigi yang besar runcing dan kepala yang botak bagian depan. Buah dada sebesar pepaya, mengerikan.
Ogoh-ogoh yang juga disebut Bhuta Kala itu dibuat umat Hindu secara bergotong royong.
Mereka membuat patung raksasa bergigi tajam tersebut di Pura Purna Dharma Karti yang terletak di kawasan pariwisata Lagoi, Bintan.
Menurut Putu, ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali.
Menurut Putu, ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali.
Dalam perwujudan patung, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, atau sering pula digambarkan dalam wujud mahluk-mahluk yang hidup di mayapada, surga dan neraka.
sumber-(Tribunnews-Batam)