SUARAaktual.co | Lebak - Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Menteri Pertanian yang di wakili Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita dan Gubernur Banten yang diwakili Kepala Dinas Pertanian Proinsi Banten Agus M. Tauhid hadiri Panen Raya Jagung berbasis Korporasi seluas 1000 Hektar bertempat diKecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Senin (25/2).
Dihadapan Menteri Pertanian, Bupati Lebak menjelaskan bahwa produksi jagung pipilan kering di Kabupaten Lebak sebelum tahun 2017 rata -rata hanya sekitar 1.300 ton per tahun dengan produktivitas 2,8 ton pipilan kering, akan tetapi pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 12.227 ton pipilan kering. dan pada tahun 2018 produksi 27.088 ton jagung pipilan kering. hal ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari pemerintah pusat dalam upaya pengembangan jagung di kabupaten lebak, salah satunya melalui kegiatan pilot project pengembangan jagung hibrida berbasis koorporasi.
"Kami mengucapkan terima kasih kepadabapak menteri pertanian atas semua bantuan kepada kabupaten lebak khususnya dalam rangka pengembangan jagung di kabupaten lebak. penghargaan yang tinggi kepada semua pihak juga ucapan terima kasih dan yang terlibat serta mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pengembangan jagung hibrida berbasis koorporasi di Kabupaten Lebak, Sehingga pada hari ini kita dapat memanen hasilnya" Ungkap Syukur Bupati Lebak.
Iti menambahhkan kenapa budidaya jagung di Kabupaten Lebak belum dianggap sebagai komoditas utama yang menguntungkan bagi para petani di kabupaten lebak, disebabkan oleh tingkat produktivitas masih rendah baru
mencapai 34 ton per hektar dimana rendahnya produktivitas jagung disebabkan kemampuan ekonomi petani untuk menyiapkan sarana produksi terutama pupuk masih rendah, terbatasnya alat dan mesin pasca panen, kesulitan para petani jagung dalam menjual hasil taninya, tingginya budaya panen muda jagung dan harga jagung di tingkat petani relatif rendah.
"Alhamdulillah, pemerintah pusat hadir untuk mengatasi permasalahan tersebut, melalui konsep pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi petani dimana diharapkan akan membuat industri pertanian lebih baik dan terorganisasi dimana para petani yang tergabung di dalam korporasi itu nantinya tidak hanya berkutat dengan proses produksi, tetapi juga akan memegang proses pengolahan pengepakan, bahkan pemasaran sehingga dengan proses seperti ini, diharapkan pendapatan petani akan meningkat kesejahteraan mereka juga terangkat karena semua dikerjakan dari hulu permasalahan sampai hilir sehingga semua nilai tambah yang muncul akan diterima petani" Jelas Iti.
Akhiri sambutan, Bupati Lebak meminta kepada seluruh petani / kelompok tani dan para petugas pertanian, agar kegiatan panen raya jagung hibrida ini dapat menjadi inspirasi keberhasilan untuk pengembangan jagung di
kecamatan nya masing-masing.
Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita, mengatakan mengapresiasi atas keberhasilan Panen Raya di Kabupaten Lebak yang menajdi pilot project pengembangan budi daya jagung hibrida berbasis koorpirasi dari Kementerian Pertanian dimana melihat potensi Kabupaten Lebak dalam pengembangan sektor pertanian dan peternakan pihaknya akan mendukung penuh untuk pengembangan dari jagung hibrida serta ternak Kerbau yang merupakan komoditas unggulan di Wilayah Kabupaten Lebak.
Untuk diketahui Pengembangan budi daya tanaman jagung berbasis korporasi dari Kementerian Pertanian baru pertama kali di laksanakan di Tanah Air bahkan, pengembangan tanaman jagung berbasis korporasi ini telah dijadikan sebagai "pilot project" dan berjalan sesuai harapan.
(her)