Bawaslu Setop Peredaran 1.000 Tabloid Indonesia Barokah di Banten

/ Jumat, 25 Januari 2019 / 11.17 WIB

SUARAaktual.co | Serang - Setelah membuat heboh di sejumlah wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, Tabloid Indonesia Barokah ternyata juga masuk ke Banten. Bawaslu Provinsi Banten pun memutuskan untuk menyetop peredaran tabloid kontroversial tersebut sebanyak 1.000 eksemplar yang siap didistribusikan di wilayah ujung barat Pulau Jawa itu.

"Hasilnya hampir di seluruh Kantor Pos di wilayah kabupaten kota sebagian sudah mengirimkan tabloid kepada alamat pengirim, dan sisanya kami sarankan untuk ditahan pengirimannya selama Bawaslu (Pusat) melakukan kajian," kata Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Banten Nuryati Solapari, Kamis (24/1/2019).

Berdasarkan pantauan Bawaslu, ada 10 paket berisi Tabloid Indonesia Barokah atau sekurang-kurangnya 1.000 eksemplar yang dikirim ke wilayah Banten. “(Tujuan) pengirimannya ke beberapa kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Serang seperti Cikande, Kopo, Padarincang,” ujarnya.

Menurut Nuryati, Tabloid Indonesia Barokah mulai membanjiri wilayah Banten sejak Rabu (23/1/2019) lalu. Tabloid itu dikirim menggunakan jasa ekspedisi ke alamat tujuan. Dia mengatakan, Bawaslu Banten sudah mengirim surat imbauan sebagai langkah preventif kepada PT Pos Indonesia untuk tidak mengirim sementara tabloid tersebut sampai kajian yang dilakukan Bawaslu rampung.

"Bawaslu Banten mengintruksikan kepada seluruh Bawaslu kabupaten kota untuk segera berkoordinasi dengan PT Pos di wilayah masing-masing terkait penyebaran tabloid tersebut," tutur Nuryati.

Belakangan ini, masyarakat dihebohkan dengan beredarnya Tabloid Indonesia Barokah di sejumlah masjid di Pulau Jawa. Tabloid itu berisi tulisan yang diduga menyudutkan pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno.

Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo–Sandi, Soedirman Said, mengaku tidak risau atas peredaran ribuan eksemplar Tabloid Indonesia Barokah di Ciamis dan Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia mengatakan, penyebaran media berisi fitnah yang menyudutkan paslon tertentu adalah cara primitif dan bertentangan dengan prinsip Prabowo–Sandi yang menganggap pesta demokrasi sebagai ajang memberikan pendidikan politik bagi rakyat.

"Biar masyarakat lihat deh, itu cara-cara primitif menurut saya dan sudah dari awal saya mengatakan, ayo kita adu gagasan, adu kebaikan, adu pesan-pesan baik. Jangan menyebarkan hal begitu. Biar masyarakat menilai. Engggak mungkin kan kami bikin sendiri (tabloid itu), yang bikin kan pasti orang lain. Jadi, biar saja," kata Soedirman di Jakarta, Rabu (23/1/2019) lalu.





sumber : iNews.id 

Related Posts:

Komentar Anda

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p