 |
SUARAaktual.co | Medan - Ratusan pengungsi asal Afganistan berunjuk rasa di Jalan Listrik, Medan, Senin (19/11/2018). Aksi ini dilakukan untuk meminta perhatian dunia internasional, agar dapat membantu menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.
"Kami meminta agar komunitas internasional dapat menghubungi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, agar menghentikan pembunuhan terhadap suku kami," kata Muhammad Zuma, salah satu pengungsi sperti dilansir dari SumutNews.com.
Ia mengatakan, mereka yang berunjuk rasa merupakan pengungsi Afganistan yang telah tinggal sekitar 5 hingga 7 tahun di Indonesia. Mereka pun menunggu proses pengiriman ke negara penampung seperti Amerika, Kanada, Australia, dan Selandia Baru oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
"Kami resah karena UNHCR mengaku telah menghentikan proses pengiriman kami," ujarnya.
Hal serupa dikatakan pengungsi Afganistan lainnya bernama Yassin. Dirinya mengaku aksi pembunuhan terhadap suku Hazara masih terus terjadi. Hal ini membuat beberapa keluarga mereka di sana juga terpaksa melarikan diri untuk menghindari pembantaian.
"Kami dapat kabar saat ini keluarga kami disana ada yang lari dan tinggal di gunung. Padahal saat ini musim dingin di negara kami. Kami berharap komunitas dunia internasional dapat memberikan perhatiannya kepada kami," ujarnya.
"Kami meminta agar komunitas internasional dapat menghubungi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, agar menghentikan pembunuhan terhadap suku kami," kata Muhammad Zuma, salah satu pengungsi sperti dilansir dari SumutNews.com.
Ia mengatakan, mereka yang berunjuk rasa merupakan pengungsi Afganistan yang telah tinggal sekitar 5 hingga 7 tahun di Indonesia. Mereka pun menunggu proses pengiriman ke negara penampung seperti Amerika, Kanada, Australia, dan Selandia Baru oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
"Kami resah karena UNHCR mengaku telah menghentikan proses pengiriman kami," ujarnya.
Hal serupa dikatakan pengungsi Afganistan lainnya bernama Yassin. Dirinya mengaku aksi pembunuhan terhadap suku Hazara masih terus terjadi. Hal ini membuat beberapa keluarga mereka di sana juga terpaksa melarikan diri untuk menghindari pembantaian.
"Kami dapat kabar saat ini keluarga kami disana ada yang lari dan tinggal di gunung. Padahal saat ini musim dingin di negara kami. Kami berharap komunitas dunia internasional dapat memberikan perhatiannya kepada kami," ujarnya.
:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
