![]() |
Industri otomotif (Foto: Rockwell) |
Untuk tujuan tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi kebutuhan tersebut dengan mengadakan Link and Match IKM Komponen Otomotif dengan Tier APM dan Industri Besar: "Peningkatan Penggunaan Komponen Lokal Industri Otomotif”.
Kegiatan Link and Match ini merupakan langkah nyata Kementerian Perindustrian memperkuat peran IKM di dalam struktur industri nasional.
Direktur IKM Logam Mesin Elektronika dan Alat Angkut Endang Suwartini mengatakan, tujuan utama kemitraan ini adalah untuk memperbaiki mindset terlebih dahulu. “Jadi sebelum bermitra harus punya mindset atau budaya kerja yang bagus seperti yang diterapkan perusahaan-perusahaan yang di Jepang itu, arahnya ke sana,” ujar Endang di Jakarta, melalui keterangannya di Jakarta Rabu (28/11/2018).
Endang mencontohkan, untuk tier 3 dan tier 4 sebenarnya pekerjaan yang didapat itu masih dalam tahap yang mudah. Misalnya, stamping (pencetakan metal) atau pekerjaan lain. Dalam kegiatan ini IKM akan belajar bagaimana karakter dari perusahaan-perusahaan Jepang.
“Jadi yang utama diambil adalah mindset-nya dulu, budaya kerjanya dulu kemudian pasti berkembang ke hal-hal lain. Untuk menjalin kemitraan dengan industri besar, seperti Jepang misalnya IKM kita harus memahami budaya kerja mereka," katanya.
Ending mengatakan, perusahaan Jepang akan meminta IKM melaksanakan prinsip 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke/5S). “Jadi tidak bisa mendadak langsung bermitra ada tahapannya, misal betulin dulu proses produksinya, sistem mutu dan lainnya," jelasnya.
Sesuai dengan tema Link & Match kali ini yaitu "Peningkatan Penggunaan Komponen Lokal Industri Otomotif”, pemerintah mendorong agar komponen yang dipakai dalam industri otomotif lebih banyak dari dalam negeri, IKM inilah yang akan menjadi supliernya.
“Tapi memang, bahan produksi komponen seperti baja, masih impor, plastic, rubber masih impor terutama baja. Satu kesulitan perkembangan IKM komponen itu ya di situ,” kata Endang.
Perlu diketahui pasar otomotif adalah supply global chain. Pembuatan komponen otomotif tidak semua komponenya berasal dari satu negara. “Misal membuat komponen mesin di negara A, komponen body di negara B, komponen velg di negara C dan kemudian itu dijadikan satu, itu global tapi yang menguasai semuanya secara internasional ya Jepang, negara-negara lain masih sebagai penyuplai nah kita harus mampu menguasai salah satunya dan itu jadi keharusan,” kata Endang.
Sementara itu Kasubdit IKM Alat Angkut Ditjen IKM Irvan Kuswardana mengatakan, kegiatan ini menyasar IKM-IKM yang sudah mampu memproduksi komponen otomotif seperti sparepart, otomotif dan seterusnya.
“Biasanya IKM-IKM ini menjual di pasar after market. Harapannya selain mereka menjual ke after market juga bisa menjual ke APM melalui tier APM ini. Jadi ada rantai produksinya, di mana mereka akan memproduksi barang sesuai dengan order dari Tier APM-nya,” jelas Irvan.
Ditambah, dengan adanya adanya kenaikan jumlah kendaraan ini, dia berharap tidak hanya dinikmati oleh segelintir industri tapi bisa dinikmati seluas-luasnya oleh IKM komponen otomotif. "Ini akan memberikan multiplayer yang cukup besar karena IKM ini jumlahnya besar dan memiliki tenaga kerja yang banyak, penyebarannya luas," katanya.
sumber : iNews.id