![]() |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, saat diwawancarai oleh wartawan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan) |
SUARAaktual.co |
Yogyakarta - Gempa
dan tsunami yang menghantam Donggala, Palu, dan sejumlah wilayah di Sulawesi
Tengah menyisakan trauma mendalam. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir
Effendy mencatat lebih dari 20 ribu guru dan 100 ribu siswa ikut terdampak.
Menyikapi hal ini, Muhadjir akan menerjunkan timnya
untuk memulihkan trauma (trauma healing) para korban gempa.
"Pasti kita siapkan tim trauma healing.
Kita sudah punya tim. Kita kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, tinggal
mengerahkan saja. Nanti ada yang sebagian tugas di NTB (Nusa Tenggara Barat),
akan kita tarik ke Palu," ujar Muhadjir di Yogyakarta,
Rabu (3/10).
Selain memberikan pendampingan psikologis, Muhadjir
juga akan mengumpulkan para guru di Palu untuk diberi motivasi agar bisa
kembali mengajar. Sementara, terkait tunjangan khusus terhadap guru yang
terdampak, pihaknya akan mempertimbangkan.
"Sedang kita pertimbangkan, seperti kemarin di
NTB ada tunjangan khusus, berdasarkan undang-undang kita lihat kemampuan
anggaran Kemendikbud untuk memberi bantuan kepada tenaga pendidik. Untuk siswa
nanti bantuan peralatan sekolah yang kita bawa, Sabtu (6/10), dengan pesawat
angkut Hercules dari TNI," tegasnya.
![]() |
Seorang anak berada di tenda pengungsian di Lapangan Vatulemo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10). (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A) |
Meski belum merinci kondisi guru dan siswa di sana,
Muhadjir mengaku telah mendapat laporan mengenai seorang tenaga pengajar yang
meninggal dunia. "Sudah ada laporan meninggal tapi belum final. Karena
masih banyak yang mesti kita cari. Yang sudah ketahuan meninggal, satu
(jiwa)," tutur Muhadjir.
Sembari memulihkan trauma, Muhadjir tetap mendorong
siswa-siswa di Palu dan Donggala untuk segera bersekolah. Ia berharap anak-anak
Palu-Donggala tidak kehilangan motivasi belajar.
"Pada dasarnya, meski ada gempa sekolah tetap
harus berjalan. Tapi ini kan kondisi darurat, semakin cepat kegiatan belajar
mengajar (KBM) kita mulai semakin baik," jelasnya.
Sumber : kumparan