SUARAaktual.co | Jakarta - Publikasi yang sempat menimbulkan polemik di Indonesia
akibat tulisan - Asia Sentinel - pada 10 September lalu, dengan kesadaran
redaksionalnya akhirnya menarik laporan , meski laporan ini terlanjur banyak
dikutip media lain termasuk media Indonesia.
Asia Sentinel , dalam laporannya, 19 September, dengan tegas
mengatakan, “menarik kembali sebuah laporan yang dipublikasikan pada 10
September tentang pemerintahan mantan Presiden Yudhoyono dan kasus Bank Century
di Indonesia.”
Diakui Asia Sentinel bahwa dalam laporan yang ditulis oleh John
Berthelsen, selaku pemimpin redaksi, mengatakan, “Kami telah secara tidak
adil menyampaikan sejumlah tuduhan terkait gugatan hukum mengenai dampak kasus
Bank Century.”
Dalam laporannya yang dirilis VoA, ditambahkan , “Kami mengakui
bahwa kami tidak meminta komentar dari orang-orang yang disebut dalam laporan
itu dan artikel itu hanya dari satu sudut pandang, dan melanggar praktik
jurnalistik yang adil.”
Permintaan maaf kepada mantan Presiden RI SBY yang dimuat oleh
Asia Sentinel hari Rabu 19 September 2018 (liat foto) Asia Sentinel juga
mengakui bahwa “judul laporan itu memanas-manasi dan tidak adil pada mantan
presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.”
Laporan Asia Sentinel Sebelumnya Tuduh Keterlibatan SBY dalam
Kasus Bank Century
"Asia Sentinel" pertama kali menurunkan laporan berjudul
“Indonesia’s SBY Government: Vast Criminal Conspiracy” pada 10 September lalu.
Laporan John Berthelsen itu dikatakan mengutip laporan penyelidikan setebal 488
halaman yang diajukan ke pengadilan Mauritius, yang menuduh pemerintah
Yudhoyono sebelumnya dan sejumlah anggota Partai Demokrat terlibat dalam
skandal korupsi Bank Century yang merugikan negara jutaan dolar.
Laporan itu sempat hilang setelah ramai diberitakan media di
Indonesia dan memicu perdebatan sengit, tetapi kemudian muncul kembali dengan
judul baru.
"UPDATE : Asia Sentinel Story on Indonesian Corruption
Goes Viral."
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan sudah melaporkan Asia
Sentinel ke Dewan Pers pada 17 September lalu, meminta diberi hak jawab dan
mencari penyelesaian atas kasus ini.
Pada hari yang sama, Susilo Bambang Yudhoyono – dalam pidato
politik memperingati 17 tahun Partai Demokrat – menyitir hal ini dengan
mengatakan “saya dan Partai Demokrat kembali mendapatkan fitnah besar. Ada
pihak asing yang mengarang cerita yang tidak mengandung kebenaran. Korbannya,
lagi-lagi SBY dan Partai Demokrat.” Mantan presiden ini menyayangkan sebagian
media massa dan pihak tertentu yang dinilainya " Ikut
menyebarluaskan fitnah yang jauh dari logika dan kebenaran."
SBY mengatakan “ akan kita kejar sampai ke ujung dunia mana pun,
yang merusak dan menghancurkan nama baik kita. Ini juga berlaku bagi
pihak-pihak di dalam negeri yang ikut-ikutan memfitnah dan merusak kehormatan
kita."
Sedang permohonan maaf Asia Sentinel, Wasekjen Partai Demokrat
Andi Arief lewat cuitan di Twitter hari Rabu (19/9) mengatakan “ini belum
selesai, pihak dalam negeri yang menyebarkan info fitnah akan kami kejar.”
Namun demikian, Andi Arief , tetap menghargai permintaan maaf ini,
tetapi sudah mengirim tiga tim ke luar negeri: Hong Kong, Mauritius dan
Amerika.
Sementara Sekjen Hinca sudah berada di Hong Kong. " Besok
akan konferensi pers ". Tim yang ke Hong Kong ingin mencari tahu benar
tidaknya ada gugatan hukum, sementara tim ke Amerika ingin bertemu dengan
pemimpin redaksi Asia Sentinel John Berthelsen.
Untuk itu SBY dan partainya , kata Andi Arief, tetap berharap
Dewan Pers membantu mengimbau media-media yang telah mengutip berita fitnah itu
untuk ikut mohon maaf, dengan memuat pernyataan maaf dari Asia Sentinel,”
tambahnya.
(voa/jnn)