Foto: Lamhot Aritonang
SUARAaktual.co - Jakarta,- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengatakan pihaknya telah memperbaiki sistem penanaman pohon massal agar pertumbuhannya dapat dimonitor. Pernyataan tersebut menanggapi pesan Presiden Joko Widodo agar Gerakan Tanam Pohon tidak sekadar seremonial.
"Saya sudah aware atas hal yang disampaikan oleh Bapak Presiden. Oleh karenanya KLHK terus mencoba menperbaiki sistemnya dari waktu ke waktu. Kecil-kecil luasan areal yang ditanam diberbagai tempat tapi penerapan dan hasilnya nyata," kata Siti sperti dikutip detikcom, Sabtu (9/12/2017) malam.
"Misalnya tanam 2.000 pohon atau 7.000 pohon dan betul- betul ada yang menanam, ada yang ditanam dan tumbuh," sambung dia.
Perubahan sistem penerapan Gerakan Tanam Pohon ini, kata Siti, sudah dilaksanakan sejak 2015 lalu. Siti memperbaiki pola penanaman pohon karena Jokowi meminta hasil dari program tersebut lebih konkret.
"November 2014, saya pernah ditanya Bapak Presiden untuk kemungkinan kita kembangkan gerakan yang lebih konkret atau nyata. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam melakukan berbagai terobosan baru dalam upaya merehabilitasi lahan kritis itu dengan penanaman pohon kini benar-benar diawasi," terang Siti.
Pengawasan yang dimaksud, lanjut dia, mulai dari proses pemilihan jenis pohon, lokasi lahan yang akan ditanami dan pola pemeliharaan pohon. Siti menerangkan Gerakan Tanam Pohon ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2009 silam, berdasarkan Keppres RI Nomor 24 tahun 2008 tentang.
"Agenda Hari Menanam pohon ini sudah dimulai sejak 2009 dengan Keppres dan diantaranya waktu itu namanya Gerakan Menanam Satu Miliar Pohon. Dan pola ini berkembang dan sampai ini kita laksanakan, sejak 2015, dengan pola menanam dulu per satuan waktu. Agar penanaman pohon tak lagi bersifat hanya seremonial," ucap dia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan tak ingin program tanam pohon hanya jadi acara seremonial. Hal itu diutarakan saat acara penanaman 45 ribu pohon, dalam rangka peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional Tahun 2017.
Jokowi tak ingin penanaman ribuan atau bahkan jutaan pohon berakhir dengan kegagalan bibit-bibit itu untuk tumbuh. Soalnya kebanyakan bibit-bibit itu diabaikan begitu saja setelah acara seremonial selesai, tanpa ada perawatan atau pemantauan lebih lanjut.
"Jangan hanya manajemen seremonial, nanam 1 miliar, 1 juta pohon (kemudian) lupakan. Rakyat senang hal konkret, nyata dan ada manfaat nyata, dan ada yang bisa kita lihat fisiknya karena menyangkut anggaran yang sangat banyak," kata Presiden.
"Saya sudah aware atas hal yang disampaikan oleh Bapak Presiden. Oleh karenanya KLHK terus mencoba menperbaiki sistemnya dari waktu ke waktu. Kecil-kecil luasan areal yang ditanam diberbagai tempat tapi penerapan dan hasilnya nyata," kata Siti sperti dikutip detikcom, Sabtu (9/12/2017) malam.
"Misalnya tanam 2.000 pohon atau 7.000 pohon dan betul- betul ada yang menanam, ada yang ditanam dan tumbuh," sambung dia.
"November 2014, saya pernah ditanya Bapak Presiden untuk kemungkinan kita kembangkan gerakan yang lebih konkret atau nyata. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam melakukan berbagai terobosan baru dalam upaya merehabilitasi lahan kritis itu dengan penanaman pohon kini benar-benar diawasi," terang Siti.
Pengawasan yang dimaksud, lanjut dia, mulai dari proses pemilihan jenis pohon, lokasi lahan yang akan ditanami dan pola pemeliharaan pohon. Siti menerangkan Gerakan Tanam Pohon ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2009 silam, berdasarkan Keppres RI Nomor 24 tahun 2008 tentang.
"Agenda Hari Menanam pohon ini sudah dimulai sejak 2009 dengan Keppres dan diantaranya waktu itu namanya Gerakan Menanam Satu Miliar Pohon. Dan pola ini berkembang dan sampai ini kita laksanakan, sejak 2015, dengan pola menanam dulu per satuan waktu. Agar penanaman pohon tak lagi bersifat hanya seremonial," ucap dia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan tak ingin program tanam pohon hanya jadi acara seremonial. Hal itu diutarakan saat acara penanaman 45 ribu pohon, dalam rangka peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional Tahun 2017.
Jokowi tak ingin penanaman ribuan atau bahkan jutaan pohon berakhir dengan kegagalan bibit-bibit itu untuk tumbuh. Soalnya kebanyakan bibit-bibit itu diabaikan begitu saja setelah acara seremonial selesai, tanpa ada perawatan atau pemantauan lebih lanjut.
"Jangan hanya manajemen seremonial, nanam 1 miliar, 1 juta pohon (kemudian) lupakan. Rakyat senang hal konkret, nyata dan ada manfaat nyata, dan ada yang bisa kita lihat fisiknya karena menyangkut anggaran yang sangat banyak," kata Presiden.