SUARAaktual.co - PAREPARE, - Harapan Presiden RI Keempat Habibie, dan terutama masyarakat Parepare dan sekitarnya mengharapkan Mega proyek Pembangunan Rumah Sakit Type B Plus Pendidikan, di Tonrangeng Kelurahan Lumpue Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare Sulawesi Selatan (Sulsel), bisa melayani masyarakat baik segi media dan pendidikan kejuruan setidaknya akhir tahun 2017 atau awal 2018.
Numun meliat kondisi Mega proyek tersebut, hanya mengecewakan dan bahkan tetap bermasalah.
Betapa tidak seperti yang dilansirCyberpare.Com, Jumat , 27/10/2017, Pembangunan ini sejak
awal perencanaannya disebut tidak matang dan anggarannya terkesan dipaksakan. Pasalnya Mega Proyek yang sudah dua tahun dikerjakan secara bertahap (2015-2016) terliat di lapangan masih terliat kerangka bangunan .
Belum ada alasan dan jawaban dari pemerintahan
di era --Taufan Pawe -- , soal biaya yang disebut sudah menjelang anggaran sebesar Rp 61 miliar . " Ternyata hambatannya bila proyek ini diketahui belum memiliki Amdal dan Izin Prinsip, sehingga pembangunannya terbengkalai alias begitu saja ".
Bahkan, Cyberpare.Com, menyebut , beberapa kalangan menilai bahwa proyek ini terkesan dipaksakan demi “mendongkrak” elektabilitas Walikota.
Namun dalam perjalanan, pembangunannya terhenti lantaran terkendala sejumlah dokumen, seperti Amdal, Izin Prinsip dan Izin lingkungan, sehingga terlihat struktur bangunan gedungnya saja yang sudah memasuki tiga tahun dari awal dilaksanakan 2015-2017, terkesan terbengkalai.
Ada kemungkinan hingga menjadi alasan Pemerintah Pusat sejauh ini tidak mengucurkan lagi anggaran untuk kelanjutan pembangunan tersebut.
Sorotan ini juga muncul dari Anggota DPRD Parepare, S Parman Agoes Mante . Ia menyebut alasan terbengkalainya mangkraknya pembangunan RS Type B Plus Pendidikan yang dalam perjalanan tahap pembangunannya tiba-tiba berubah nama menjadi RS Hasri Ainun Habibie ini. Dan hal ini tentu mengecewakan mantan Presiden RI ke-empat Habibie.
Parman Agoes Mante, menilai dari awal pembangunan RS Type B Plus Pendidikan ini sudah bermasalah, banyaknya rambu-rambu yang diabaikan termasuk Amdalnya tidak ada.
“ Dari awal Pemkot melakukan perencanaan yang tidak matang dan telah mengabaikan sejumlah aspek penting. Bahkan anggarannya terlalu dipaksakan dan dipastikan pembangunannya tidak berlanjut,” jelas P-Man, sapaan akrab Parman Agoes, seperti Jumat (27/10/2017).
Sejatinya, lanjut Parman Agoes, Pemkot terlebih dahulu melakukan perencanaan yang matang dan studi kelayakan. “Kalau perencanaannya bagus maka hasilnya tidak mungkin seperti ini,” sebut legislator PKS ini .
dr.Muhammad Yamin, selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) proyek ini,
menyebut secara rinci, bila anggaran yang sudah dihabiskan dalam pembangunan proyek RS Tonrangeng selama dua tahap.
Ditahu 2015 anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan kontruksi tujuh lantai ini sebesar Rp 42 miliar, tahap pertama.
Sedang penganggaran lanjutan tahap kedua tahun 2016 dianggarkan sebesar Rp 19 miliar.
Bila proyek ini diharapkan bisa rampung, tentunya membutuhkan Anggaran baik Itu APBN maupun APBD. “Jika Walikota (Taufan Pawe) berupaya mengurus atau mendatangkan anggaran lanjutan dari pusat, maka proyek tersebut pasti selesai,” tegasnya. (*)
Penulis : JOIN Pusat/Nasri Aboe.
Sumber : Cyberpare.Com