SUARAaktual.co- Dicopotnya jabatan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya dari Irjen Pol Iriawan rupanya dianggap sebagai akibat dari kasus teror terhadap Novel Baswedan yang tak kunjung menunjukkan kemajuan.
Hal ini disampaikan oleh Koorinator Indonesian Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo selaku pengamat sekaligus aktivis anti korupsi.
"Dalam pandangan kami bahwa dalam pergantian kapolda kemarin ada kaitannya dengan stagnan dengan pengungkapan Novel sehingga harus diganti," ujarnya pada acara diskusi yang bertajuk 'Cerita Novel, KPK dan Pansus DPR' di Cikini Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/8/2017).
Hal ini disampaikan oleh Koorinator Indonesian Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo selaku pengamat sekaligus aktivis anti korupsi.
"Dalam pandangan kami bahwa dalam pergantian kapolda kemarin ada kaitannya dengan stagnan dengan pengungkapan Novel sehingga harus diganti," ujarnya pada acara diskusi yang bertajuk 'Cerita Novel, KPK dan Pansus DPR' di Cikini Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/8/2017).
Lebih lanjut kata dia, kesimpulan ini diambilkan karena tidak beberapa lama berselang usai Iriawan dipindahtugaskan menjadi Asisten Operasional Kapolri di Mabes Polri, muncul perkembangan baru dimana Polda mengeluarkan sketsa wajah yang diduga sebagai pelaku penyerangan terhadap Novel.
"Kalau kita melihat pergantian itu tidak terlalu lama muncul progress sketsa wajah," ungkapnya.
"Meskipun kita belum bisa memastikan, apakah sketsa wajah itu memang pelakunya yang menyiram, atau pihak lain yang diuga juga terlibat dalam ini," tambahnya.
Seperti diketahui pada Kamis (20/7) Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Iriawan dicopot jabatannya, dan sebagai gantinya ia menjabat sebagai Asisten Operasional Kapolri di Mabes Polri. Hal ini sebagaimana bunyi telegram rahasia Nomor ST/1768/VII/2017. Selain nama Iriawan, terdapat 50 anggota polri lainnya yang dimutasi. (Dini Afrianti/arah.com)