SUARAaktual.co | Lebak - Guna mendorong terwujudnya keuangan inklusif karena dapat membuka akses masyarakat untuk terhubung dengan layanan keuangan serta mendekatkan lembaga keuangan kepada masyarakat hingga ke daerah terpencil (remote area), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan elektronifikasi keuangan daerah. Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi usai menerima kunjungan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten di ruang kerjanya, Selasa (06/11/2018).
Masih katanya, elektronifikasi dapat memberikan manfaat secara luas, baik bagi masyarakat, pemerintah dan perekonomian. Karena menurutnya kemudahan, kenyamanan, keamanan dalam transaksi serta dapat meningkatkan dan memperluas akses pembayaran.
“Elektronifikasi menciptakan transparansi bagi pemerintah, sehingga sangat bermanfaat bagi efisiensi perekonomian,” terang Ade.
Dijelaskan Ade, Program Elektronifikasi yang saat ini digalakan pemerintah dan BI adalah suatu upaya untuk mengubah transaksi masyarakat yang semula dilakukan secara manual menjadi elektronik, dari metode pembayaran tunai menjadi pembayaran non-tunai, serta pelaku transaksi keuangan yang sebelumnya bersifat eksklusif menjadi inklusif.
Elektronifikasi, sambung Ade, merupakan bagian dari implementasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) guna meningkatkan transaksi non tunai di masyarakat yang saat ini masih tergolong rendah.
“Sementara elektronifikasi keuangan akan dilakukan untuk pembayaran retribusi pengelolaan pasar dan parkir,” ujar Ade.
Lebih lanjut Ade mengatakan, pedagang di Pasar Rangkasbitung sudah mulai melakukan pembayaran retribusi secara non tunai sejak tanggal 2 Nopember 2018. Sementara untuk parkir akan diuji coba di Kawasan Alun-alun Rangkasbitung. Program elektronifikasi ini bekerjasama dengan Bank BJB, jadi petugas dari Pemkab akan didampingi oleh petugas dari Bank BJB.
"Secara resmi program ini akan diluncurkan pada saat peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Lebak tanggal 2 Desember mendatang," pungkasnya.
Sementara itu, Deputi Direktur BI Perwakilan Banten, Eri P. Suryanto mengatakan bahwa Kabupaten Lebak merupakan Pilot Project untuk Program Elektronifikasi Keuangan Daerah di Provinsi Banten.
“Jadi Lebak ini yang pertama di Banten untuk program ini, karena Pemkab Lebak itu beda, paling terlihat semangatnya,” katanya.
Selain kesiapan perbankan, dalam hal ini Bank BJB, lanjut Eri, komitmen Pemerintah daerah untuk mendukung program ini harus segera dituangkan dalam regulasi dengan program elektronifikasi ini agar diharapkan kebocoran retribusi dapat dihindari, sehingga dapat menambah Pendapatan Asli Daerah, pungkasnya.(u.batik)