SUARAaktual.co | Kendari, - Pertikaian antar masyarakat lingkar tambang yang terjadi beberapa waktu lalu di areal Perusahaan PT. Virtue Dragon Nickel Indistri (VDNI) telah menarik banyak perhatian, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya tanggapan terhadap video yang diunggah dimedia sosial oleh akun facebook bernama Hendrik Pelesa beberapa waktu lalu.
Didalam video tersebut terrekam telah terjadi insiden keributan dan saling serang antar sesama masyarakat lingkar tambang PT. VDNI yang melibatkan Desa Besu dan Desa Puurui.
Hal tersebut dipicu akibat proses perekrutan kariawan PT. VDNI yang dinilai tidak mengakomodir tuntutan masyarakat Besu serta adanya aksi-aksi premanisme diduga berasal dari Desa Puurui yang digunakan oleh perusahaan untuk mengintervensi masyarakat dalam menyampaikan aspirasi mereka.
Akibatnya Konflikpun tak terhindarkan, kedua kelompok masyarakat didua desa tersebut saling serang karena dirugikan atas persoalan tersebut.
Atas Kejadian tersebut Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Muhamad Ikram Pelesa sangat menyayangkan insiden saling serang antar kedua desa diareal lingkar tambang PT. Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI) Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe.
"Sangat disayangkan insiden saling serang terjadi antar kedua desa diareal lingkar tambang, Mereka itu serumpun, mereka sangat memegang teguh yang namanya azas PEPOKOASO'A (persatuan)", Ungkapnya
Ia mengsinyalir adanya aktor yang sengaja memicu kegaduhan diareal lingkar tambang morosi karena Menurutnya, Peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi jika persoalan Internal perusahaan tidak merembet kemasyarakat, dan menjadikan masyarakat sebagai ladang adu kepentingan oleh oknum-oknum pejabat perusahan tersebut.
"Pasti ada aktor yang menjadi biang dari persoalan ini, sebat Peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi jika persoalan Internal perusahaan tidak merembet kemasyarakat, kemudian menjadikan mereka sebagai ladang adu kepentingan oleh oknum-oknum pejabat perusahan tersebut", Cetus Aktivis Forum Mahasiswa Pemerhati Investasi Pertambangan (FORSEMESTA) Sultra
Lebih jauh Ikram menyoroti bahwa peristiwa tersebut merupakan potret ketidakmampuan General Manager (GM) PT. VDNI, Rudi Rusmadi dalam menyelesaikan sekelumit persoalan yang mendera Perusahaan pemilik angka Investasi terbesar di Indonesia dalam bidang pertambangan. Sebab, menurutnya inti dari masalah tersebut tidak terlepas dari 12 Poin tuntutan Masyarakat yang telah disepakati perusahaan pada tahun 2016 namun tak kunjung direalisasikan oleh Rudi Rusmadi Selaku GM PT. VDNI
"Peristiwa ini merupakan potret ketidakmampuan General Manager (GM) PT. VDNI, Rudi Rusmadi dalam menyelesaikan persoalan yang mendera Perusahaan pemilik angka Investasi terbesar di Indonesia dalam bidang pertambangan. Sebab, inti dari masalah tersebut tidak terlepas dari 12 Poin tuntutan Masyarakat yang telah disepakati perusahaan pada tahun 2016 namun tak kunjung direalisasikan oleh Rudi Rusmadi Selaku GM PT. VDNI dan ia harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut",
Untuk itu, ia berkeyakinan kuat bahwa insiden pertikaian yang melibatkan kedua desa serumpun (Desa Besu dan desa Puurui) tidak terlepas dari adanya oknum-oknum perusahaan yang ingin "Cuci Tangan" atas kegagalannya dalam menjaga kepentingan perusahaan dengan mendalangi insiden tersebut.
"Kuat keyakinan saya bahwa insiden beberapa waktu lalu tidak terlepas dari adanya oknum-oknum perusahaan yang ingin "Cuci Tangan" atas kegagalannya dalam menjaga kepentingan perusahaan dengan mendalangi insiden tersebut", Tutup Mantan Ketua IPPMIK Kendari.***