foto: Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) yang dibunuh warga di dusun kuala indah, desa terang bulan, labura - sumut pada 25 mei 2017.
SUARAaktual.co - Sehubungan dengan semakin maraknya konflik antara satwa liar dengan manusia terutama Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) seperti yang baru-baru ini terjadi di Dusun Kuala Indah, Desa Terang Bulan Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 25 mei 2017 menuntut penanganan yang cepat dan tepat menghindari kerugian dari pihak manusia maupun berujung pada kematian Satwa dilindungi.
Sosialisasi yang mengusung tema “Penanganan Konflik antara Hewan dengan manusia Serta Peraturan Tumbuhan Satwa Liar Dilindungi" dihadiri oleh. Camat Aek Natas, Drs. Adlin Sinaga. Kapolsek Aek Natas, AKP Rusbeny. Koramil Aek Natas, Sersan Mayor Kariyaman Ritonga. KPH Wilayah V Labura, Amsar Syahril. Lembaga Konservasi Labura Lestari, Khoiruddin Munthe. Radar Bhayangkara Indonesia, Ervin Nandean Dasopang. Para perangkat Desa dan Warga Dusun Kuala Indah Desa Terang Bulan.
Bertindak sebagai pemateri, Kepala Bidang KSDA Wilayah II Pematang Siantar, Seno Pramudito, S.Hut, ME.memaparkan tentang Pengawasan dan Pengendalian Tumbuhan dan Satwa Liar di Hutan Labura Khususnya area Konflik Hewan dengan Manusia
“Kami mohon bantuan dan kerjsama untuk mengawasi peradaran tumbuhan dan satwa liar dengan harapan kita dapat bersama-sama menjaga kelestarian Sumber Daya Alam di Labuhanbatu Utara”, kata Kepala Bidang KSDA Wilayah II pematang siantar, dalam kata sambutannya mengatakan bahwa kita perlu menjaga satwa-satwa endemik Sumatera Utara dari ambang kepunahan bersama-sama.
foto: Selesai acara foto bersama Team BKSDA, Kapolsek, Koramil, KPH Wil V Labura, Kades serta Perangkat Desa, dan Konservasi Labura Lestari.
“Kita sebenarnya malu sama dunia internasional yang lebih peduli sama kepunahan satwa di Indonesia, untuk itulah kita harus bersama-sama menjaga satwa-satwa tersebut agar tidak punah karena sesungguhnya alam ini tidak diciptakan hanya untuk kita tetapi untuk anak cucu kita juga”, kata Seno.
Dalam kesempatan tersebut, Seno juga menyampaikan pesan untuk meningkatkan koordinasi antara stakeholders terkait untuk mengatasi minimnya petugas di lapangan serta mempertegas regulasi yang telah ada terutama terkait dengan sanksi hukum yang diberikan kepada pelaku-pelaku perburuan serta perdagangan satwa liar di Indonesia.
Camat Aek Natas. Drs. Adlin Sinaga Msi, dalam sambutannya "Mari kita selamatkan hutan kita, dan berharap sosialisasi ini berlanjut sekecamatan khususnya area konflik".
Sementara itu, Kepala Desa Terang bulan Muhammad Ali dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada BKSDA dan KLHK Sumateta utara yang peduli akan keanekaragaman hayati yang ada di Hutan Labura sehingga BKSDA sumut dapat melakukan koordinasi dan sosialisasi pada saat ini.
“Menjaga keberadaan satwa-satwa endemik dan dilindungi tidak hanya menjadi tanggung jawab BKSDA Sumut tetapi merupakan tanggung jawab seluruh stakeholder terkait, untuk itu kami berterima kasih atas dukungan dari BKSDA Sumut dan diharapkan dapat terus melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi Konservasi Wilayah III ”, kata Kepala Desa.
Rangkaian kegiatan sosialisasi yang dilakukan merupakan salah satu bentuk koordinasi yang dilakukan oleh BKSDA Sumut dengan stakeholders terkait untuk mengindari kerugian manusia dan kematian satwa dilindungi.
meningkatkan pengawasan peredaran jual beli organ satwa dilindungi dan perburuan satwa liar yang marak terjadi. (Ervin Dasopang).