Wagub: Agama dan Profesionalitas tak Bisa Dipisahkan

/ Jumat, 05 April 2019 / 14.47 WIB
Wagubri, Edy Nasution (tengah, baju biru) beri arahan pada acara silaturahmi dan diskusi masalah aktual yang berkaitan pembauran kebangsaan yang ditaja Kesbangpol Riau, Kamis (4/4)

SUARAaktual.co | Pekanbaru - Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Afrizal Natar Nasution mengaku memiliki prinsip, antara agama dan profesionalitas tidak dipisahkan. Keduanya memiliki kaitan erat.

Karena itu, Edy Natar menyatakan dalam menilai seseorang, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dilihat dari sejauh mana ketaatannya dalam beribadah. Jika dengan Tuhan saja tidak taat, bagaimana dengan atasan.

"Alat ukur ketaatan itu sejauh mana ketaatannya dengan Tuhan. Kalau dengan Tuhan saja tak patuh, bagaimana mau patuh dengan yang lainnya. Kami pimpinan, mungkin di depan, tapi di belakang siapa tahu," kata Edy Natar, saat memberikan arahan pada acara silaturahmi dan diskusi masalah aktual yang berkaitan pembauran kebangsaan yang ditaja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Riau, jumat (5/4/19).

Karena itu menurut Wagub, kalau ada ASN yang enggan melaksanakan sholat saat waktunya tiba, dirinya paling gerah. Tidak hanya ASN beragama Islam, bagi nasrani juga begitu. Makanya papar Wagub lagi, ASN atau petugas yang mendampinginya beragama nasrani, tidak pernah mendapatkan tugas di hari itu.

Edy lantas bercerita ketika dirinya menjabat sebagai Danrem 031/WB, termasuk beberapa jabatan militer di beberapa satuan yang diamanahkan padanya, bahwa disiplin tidak hanya berbicara pekerjaan. Kedisiplinan agama juga menjadi perhatiannya. Dimana, setiap prajurit harus dipastikan sudah melaksanakan ibadah sholat.

"Makanya, saya kalau ada ASN yang enggan sholat saat waktunya tiba, saya gerah. Saya juga waktu jadi Danrem, termasuk saat dipercaya menjabat berbagai satuan di TNI, saya paling getol kalau ada anak buah saya, yang tidak mau sholat, begitu juga nasrani hari ahad tak mau ke gereja, saya pasti tanya, kenapa tak ke gereja," ungkap Wagub.

Selain itu, Wagub juga menegaskan pentingnya rasa saling menghormati mereka yang berbeda kelompok, suku dan agama. Distoleransi hanya akan menimbulkan perpecahan yang mungkin berdampak pada sendi kehidupan lainnya.

Hadir pada kesempatan ini, Kepala Kesbangpol Riau Chairul Riski, perwakilan dari berbagai organisasi suku dan keagamaan serta berbagai undangan lainnya. 
(adv/adv)

Related Posts:

Komentar Anda

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p