![]() |
Presiden berikan sambutan di pembukaan RAPIMNAS pertai Demokrat 2018 |
Bogor,- Ibarat media tanpa redaksi, media sosial juga sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang merugikan, seperti menyampaikan berita bohong, hoaks, menghujat, mencela, dan menjelekkan.
Bahkan media sosial juga digunakan untuk mengumbar kebencian yang justru membawa keresahan di masyarakat, yang sebenarnya terjadi hampir di semua negara tidak hanya di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada Pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat Tahun 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (10/3/18).
Presiden memperkirakan hampir semua pemimpin negara pernah terkejut dengan pemberitaan di media sosial. Seperti berita tentang puluhan tentara Tiongkok yang masuk melalui bandara Soekarno-Hatta, namun setelah dicek, hal itu tidak ada dan tidak benar.
“Lalu ada 41 kasus kejahatan kepada ulama, ternyata tak benar. Hanya 3 kasus namun sekarang sudah ditangani,” kata Presiden.
Presiden merasakan berita-berita bohong itu sengaja dibuat untuk memperkeruh suasana. Oleh karenanya, berita-berita bohong seperti ini harus dicegah dan ditindak sesuai hukum yang berlaku. “Untuk itu saya minta kepada Kapolri tindak tegas pelakunya,” tutur Presiden.
(dbp/edt)