SUARAaktual.co - Singapura telah melantik Halimah Yacob sebagai presiden baru pada Rabu (13/9). Kisah tentang sosok Halimah seolah tak habis diperbincangkan, karena dia menjadi presiden perempuan pertama di "negeri singa" itu.
Penampilan Halimah yang etnis Melayu dan mengenakan hijab juga mengundang perhatian, mengingat populasi Muslim di Singapura menurut sendud 2015 "hanya" di posisi keempat setelah Budha, Kristen, dan keyakinan lainnya. Di antara sederet kisah soal Halimah, salah satu yang menurut dirinya sendiri sebagai momen terburuk dalam hidupnya adalah saat nyaris dikeluarkan dari sekolah.
Halimah kecil nyaris dikeluarkan dari sekolahnya saat SD, Singapore Chinese Girls School, karena terlalu banyak membolos. Hal itu terjadi bukan karena dia nakal atau bodoh. Namun kemiskinan memaksanya bekerja membantu ibu berjualan di warung nasi.Pekerjaan ini dilakoni Halimah setelah suaminya yang bekerja sebagai satpam, meninggal dunia.
Sejak usia 10 tahun, waktu sehari-hari anak bungsu dari 5 bersaudara itu dihabiskan untuk membantu ibunya. Saat tiba waktu sekolah, dia kelelahan atau malah terlambat sama sekali.
"Itu adalah salah satu momen terburuk dalam hidup saya. Tapi saya lalu berkata pada diri sendiri, 'Akhiri kepahitan hidup ini. Jangan mengasihani diri sendiri, raih kesuksesan untuk memperbaiki taraf kehidupan," katanya dalam wawancara dengan Channel News Asia.
Di warung nasi ibunya, Halimah mengerjakan tugas bersih-bersih, mencuci perabot, termasuk melayani pelanggan. "Untuk urusan melayani pelanggan saya adalah ahlinya dibandingkan ibu saya sendiri," kisahnya.
Dalam situs miliknya, Halimah menyebut kemiskinan bisa mengakibatkan orang-orang yang lemah, karena pilihan hidup menjadi terbatas. "Tapi buat mereka yang mau berjuang dari kemiskinan, selalu ada peluang untuk berhasil," tandasnya.
Dan kini perempuan 63 tahun itu telah membuktikan hasil perjuangannya setelah ditempa kemiskinan sejak kecil. Setelah lama berkiprah di politik, Halimah kini menjadiPresiden dari salah satu negara terkaya di dunia.